Perdana Menteri Israel Ehud Olmert melakukan kunjungan rahasia ke reaktor nuklir Israel Dimona, menyusul makin ramainya spekulasi rencana rezim Zionis itu menyerang Iran. Salah seorang pejabat di kantor perdana menteri Israel sendiri yang membocorkan kunjungan rahasia Olmert tersebut.
Pejabat yang tidak bersedia disebut namanya itu membenarkan kunjungan Olmert ke reaktor nuklir Dimona, namun ia menolak memberikan informasi yang lebih detil karena kunjungan itu tertutup untuk media massa. Radio Militer Israel juga melaporkan, dengan didampingi seorang pemandu, Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berkeliling ke kompleks reaktor nuklir yang terletak di kawasan padang pasir, sebelah selatan kota Dimona.
Berita kunjungan Olmert ke reaktor nuklir tersebut, menjadi topik pembicaraan dengan para komentator di radio-radio dan televisi di Israel. Mereka mengaitkan kunjungan itu dengan ancaman Israel yang akan menyerang fasilitas-fasilitas nuklir Iran.
Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang membangun reaktor nuklir tapi tidak mau ikut menandatangi kesepakatan non-proliferasi (NPT). Sedangkan Iran ikut menandatangani NPT dan memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi pemantau nuklir PBB (IAEA) untuk melakukan pemeriksaan ke fasilitas-fasilitas nuklirnya, untuk meyakinkan dunia bahwa program nuklir Iran memang untuk tujuan damai.
Sedangkan reaktor Israel, sama sekali tidak tersentuh badan pemantau energi atom internasional (IAEA). Dan Israel dengan bebas mengembangkan program nuklirnya untuk membuat senjata-senjata nuklir.
Keberadaan reaktor nuklir Dimona dan aktivitas berbahaya yang dirahasiakan di reaktor itu, terungkap ketika surat kabar Inggris Sunday Telegraph memuat berita dan foto-foto reaktor nuklir Dimona pada tahun 1986, berdasarkan pengakuan Mordechai Vanunu, warga Israel yang bekerja sebagai teknisi di fasilitas nuklir Israel tersebut.
Dari pengakuan Vanunu dan foto-foto tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa Israel adalah negara keenam di dunia yang memiliki persenjataan nuklir dan ratusan kepala nuklir.
Vanunu sendiri akhirnya tertangkap di Roma oleh agen-agen intelejen Israel. Ia dibawa ke Israel dan diadili. Pengadilan memvonisnya hukuman 18 tahun penjara, termasuk hukuman penjara di sel isolasi selama 11 tahun. (ln/presstv)