Perdana Menteri Irak Nuri Al-Maliki memecat kepala keamanan kota Baghdad Letnan Jenderal Abboud Qanbar, menyusul insiden serangan bom bunuh diri hari di Baghdad hari Selasa kemarin, yang menewaskan 127 orang dan melukai 448 orang.
Maliki menyatakan, serangan bom kemarin dan aksi-aksi kekerasan yang marak sejak bulan Agustus lalu, memaksa pemerintahannya untuk melakukan perombakan orang-orang yang bertanggung jawab atas keamanan di Irak serta mengkaji kembali strategi keamanan pemerintah.
"Kebijakan itu akan menyebabkan perubahan terhadap posisi para pejabat keamanan agar pemerintah bisa memperbaiki taktik dalam menghadapi tantangan keamanan yang lebih berat," kata Al-Maliki dalam pernyataannya.
Sebagai pengganti Letjen. Abboud Qanbar, Maliki menunjuk Letjen, Ahmed Hashem, kepala deputi angkatan bersenjata Irak sebagai kepala keamanan kota Baghdad yang baru.
Serangan bom hari Selasa kemarin membuat publik Irak geram dan mempertanyakan kemampuan pemerintah dalam melindungi rakyatnya dari berbagai ancaman kekerasan. Parlemen Irak rencananya akan memanggil sejumlah menteri, terutama menteri pertahanan termasuk PM Nuri Al-Maliki untuk menjelaskan kondisi keamanan Irak belakangan ini.
Maliki dalam pernyataannya menuding "elemen-elemen asing" pendukung Al-Qaida yang melakukan serangan bom hari Selasa kemarin. Ia meminta negara-negara tetangga Irak untuk ikut memberikan dukungan guna mencegah terjadi serangan-serangan di dalam negeri Irak.
Pemerintah Irak sebelumnya menuding Suriah terlibat dalam serangan bom yang terjadi bulan Agustus dan Oktober dan memberikan tempat perlindungan pada para pendukung Partai Baat, partainya Saddam Hussein. Namun Suriah menolak tuduhan itu.
Sementara kepala unit bahan peledak kepolisian Irak, Mayjen. Jihad Al-Jaabiri mengatakan bahwa bahan peledak yang digunakan dalam serangan bom hari Selasa kemarin adalah buatan luar negeri. Jaabiri mengklaim pelaku ledakan mendapat dukungan dari kelompok-kelompok di Suriah dan Arab Saudi. (ln/bbc/aljz)