PM Irak Nori Al-Maliki mengecam peristiwa bom bunuh diri (12/12) yang menewaskan tak kurang dari 70 orang dan melukai 235 orang lainnya. Aksi pemboman itu terjdi di tengah kerumunan para pekerja bangunan di tengah kota Baghdad. “Ini adalah perang dunia ketiga,” ujarnya.
Al-Maliki menyebut serangan itu sebagai "pembantaian yang mengerikan." Ia menuding pelakunya adalah pendukung Saddam Husein dan jaringan Al-Qaidah. Menurutnya, kelompok tersebutlah yang selama ini berusaha menyebar kekacauan dengan membunuh dan melakukan kekerasan sektarian di Irak.
Dalam konferensi pers hari Selasa (12/12), Al-Maliki juga menyampaikan duka cita kepada para korban dan keluarganya dengan mengatakan, “Sungguh pelaku aksi pemboman ini adalah para kriminal yang tidak mempunyai kasih sayang sedikitpun. Mereka ingin kembali dalam percaturan politik di atas potongan-potongan tubuh rakyat Irak. Saya tidak tahu bagaimana jika mereka benar-benar kembali dalam pemerintahan Irak.”
Ia menambahkan, “Kami memerangi dunia yang mendukung terorisme. Kami juga mendukung siapapun di dunia ini yang ingin memerangi terorisme. Terorisme adalah perang dunia. Ini adalah perang dunia ketiga yang baru.” Menurutnya, saat ini ia sedang fase awal perang melawan pemikiran teroris, sektarian, ekstrimis.
Ia juga mengecam sejumlah pihak yang berupaya masuk ke Irak untuk meraih target keuntungan sendiri dengan cara yang jahat. Antara lain melalui dukungan terhadap kelompok tertentu atau partai tertentu atau membentuk kelompok yang sebenarnya bukan kelompok politik, karena tidak mempunyai pandangan peradaban dan pemikiran serta keyakinannya tidak wajar.
Sementara itu, menteri dalam negeri Irak menyatakan 70 orang korban pekerja tewas dan 235 orng lainnya terluka dalam bom bunuh diri yang dibawa seorang pengendara mobil di lapangan Thairan, di tengah kota Baghdad. Ini adalah peristiwa keempat dari rangkaian pemboman yang pernah terjadi di Thairan, sebagai lokasi berkumpulnya para pedagang, buruh bangunan dan para pekerja lainnya yang lalu lalang di berbagai pasar dan toko. Seorang saksi mata mengatakan, “Si pengendara mobil berhenti dengan mobilnya yang kecil dan memanggil seorang pekerja. Lalu beberapa pekerja berkumpul di sekitarnya. Dan ketika itulah bom meledak.” (na-str/iol)