PM Inggris Ajak Pemimpin Dunia Buat Sistem Keuangan Baru

Perdana Inggris Gordon Brown berpendapat sudah saatnya dunia membuat sebuah sistem keuangan internasional yang baru, untuk menggantikan sistem Bretton Woods yang selama ini dipakai sebagai sistem keuangan internasional.

"Kita harus menciptakan arsitektur sistem keuangan internasional yang baru untuk kebutuhan global. Kita harus membuat Bretton Woods yang baru untuk masa depan," kata Brown dalam pidatonya mengomentari krisis finansial yang menghantam AS dan Eropa saat ini.

Bretton Woods adalah sebuah sistem keuangan dunia yang berbasis pada kebijakan dari dua lembaga keuangan yang harus diakui dunia yaitu International Monetery Fund (IMF) dan World Bank (Bank Dunia). Pemberlakukan sistem ini disetujui pada akhir Perang Dunia II.

Brown menyalahkan sistem Bretton Woods sebagai penyebab krisis keuangan, terutama industri perbankan dan bursa saham dunia yang terjadi saat ini. Menurutnya, sistem Bretton Woods terlalu dipenuhi dengan konflik kepentingan, tidak transparan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan ketika terjadi resiko keuangan.

Brown-pun mengajak pemimpin-pemimpin dunia untuk membuat sistem Bretton Woods yang baru, untuk menghindari agar krisis yang terjadi sekarang ini tidak terulang. Sistem baru itu, kata Brown, harus sistem yang bisa memberikan keuntungan penuh pada pasar global dan aliran modal, bisa meminimalkan resiko kekacauan, mampu memaksimalkan peluang bagi semua pihak serta melindungi mereka yang paling rawan terkena resiko.

"Pendek kata, harus ada perbaikan dalam sistem ekonomi internasional yang bertujuan pada kepentingan publik dan sistem itu harus lebih ideal," kata Brown.

Krisis keuangan yang berawal dari AS dan menjalar ke daratan Eropa, membuat para pemimpin Eropa ketar ketir. Mereka terpaksa membuat paket penyelamatan dengan mengucurkan dana milyaran dollar untuk menghindari kebangkrutan, terutama pada sektor industri perbankan.

Perancis misalnya, menggulirkan paket penyelematan sebesar 360 milyar euro. Jerman mengucurkan dana penyelamatan sebesar 80 milyar euro untuk perbankannya dan 400 milyar euro sebagai jaminan pinjaman. Inggris menginvestasikan dana sebesar 37 milyar poundsterling untuk menyelamatkan bank-banknya; Royal Bank of Scotland, HBOS dan Llyods TSB. Italia dan Spanyol menyiapkan dana lebih dari 20 milyar euro, juga untuk membantu bank-bank di negaranya masing-masing.

Bursa saham dunia memang menunjukkan reaksi positif setelah Eropa dan AS mengucurkan dana besar-besaran untuk menyelamatkan perekonomiannya. Namun, kekuatan paket penyelamatan itu masih harus dibuktikan dalam beberapa hari ke depan, mengingat kondisi perekonomian yang masih labil.

Para analis mengatakan, kondisi bursa saham saat ini masih sangat jauh untuk dikatakan sudah pulih seperti sedia kala. Hal ini, kata mereka, terlihat dari mood di lantai perdagangan. (ln/iol/aljz)