Platform Ikhwan: Tak Ada Presiden Perempuan Atau Pemimpin Non-Muslim

Akhir pekan lalu , Ikhwan telah secara resmi mengubah platform perjuangannya. Namun, hasil finalnya kemungkinan besar akan diumumkan mulai bulan depan. Saad al-Husseini, salah seorang anggota Ikhwan yang bertugas di Biro Parlemen dan Pembinaan mengonfirmasikan hal tersebut.

Satu hal yang paling menjadi sorotan adalah Ikhwan sekali lagi tidak akan menominasikan perempuan dan non-Muslim (dalam hal ini Kristen Koptik) untuk menjadi pemimpin negara. "Ini sudah diputuskan dengan komplet, dan Ikhwan tidak akan mengubah apapun terhadap pandangan bahwa Ikhwan tidak akan memilih non-Muslim dan perempuan menjadi presiden." terang al-Husseini.

Al-Husseini menambahkan bahwa perubahan platform ini telah disosialisasikan kepada otoritas ulama senior, termasuk juga ulama di Al-Azhar, profesor di universitas dan para spesialis.

"Pemerintah akan bertanggung jawab terhadap pemilihan syeikh besar Al-azhar. Opininya akan sangat diperhatikan oleh dunia Islam." ujar al-Husseini.

Menurut al-Husseini, platform Ikhwan juga memuat tentang "Pandangan kami dalam mengubah konsititusi negara". Ikhwan berpendapat, bahwa konsititusi saat ini harus segera diganti karena banyaknya kontradiksi hingga sulit sekali menegakan keadilan atau menunjukan harga diri seorang Muslim di Mesir.

Saat ini, Ikhwan menjadi satu-satunya gerakan di Mesir yang dinilai sangat menguntungkan, karena Ikhwan bukanlah sebuah partai politik, perusahaan ataupun LSM yang bisa dikendalikan oleh hukum-hukum tertentu. (sa/ec)