Pihak berwenang menciduk dua tokoh senior pemimpin perjuangan Kashmir dan menjatuhkan hukuman tanahan rumah kepada mereka selama berlangsungnya pemilihan umum di Kashmir.
Konferensi seluruh partai Hurriyat mendukung seruan dari Dewan Persatuan Jihad (UJC), termasuk belasan politisi, kelompok sosial dan pro-kemerdekaan, untuk masyarakat di wilayah India memboikot pemilihan umum.
"Pemilu tidak bisa mengganti aspirasi dari masyarakat Kashmir ataupun untuk mencari suatu resolusi persengketaan berkaitan dengan wilayah Kashmir," kata pemimpin partai Hurriyat Mirwaiz Umar Faruq dalam sebuah pernyataan.
Pemilihan umum India telah dimulai pada minggu lalu, namun pemilihan umum di Kashmir telah dibagi menjadi tiga tahapan dan akan dimulai pada 30 April nanti.
Pemerintah India menempatkan ribuan pasukannya di sekitar Kashmir selama berlangsungnya pemilu lokal kashmir.
Rakyat Kashmir melihat pemerintah India sebagai negara penjajah dan mengutuk pembunuhan warga sipil yang dilakukan oleh pasukan India di Kashmir, oleh masyarakat Kashmir pemerintah India mereka sebut sebagai Negara Teroris.
Selain kongres dan kelompok oposisi utama partai nasionalis Hindu Bharatiya Janata, konferensi regional nasional dan partai masyarakat demokratik juga menjadi kontestan di wilayah Himalaya.
"Pemilihan umum dengan pengawasan 700.000 pasukan India adalah suatu sengketa . Saya serukan masyarakat Kashmir untuk tidak datang ke bilik-bilik suara," kata Faruq.
Seorang pemimpin senior Kashmir – Syed Ali Shah Geelani telah siap untuk menyerukan boikot pada pemilu yang berlangsung pada April-Mei nanti.
Pada Jumat pagi kemarin, dua pimpinan dari partai Hurriyat – Faruq dan Geelani telah dikenakan tahanan rumah, polisi mengatakan mereka berdua telah bersiap untuk melakukan kampanye penolakan terhadap pemilu.
Namun salah seorang pemimpin senior lain dari partai pro-kemerdekaan – Sajjad Gani Lone – yang keluar dari partai Hurriyat pada tahun 2002 – mengatakan bahwa bulan ini dia akan ikut dalam pemilu dan akan berusaha berjuang di parlemen India.(fq/reu)