Pemimpin Salafi Tunisia Senin kemarin (17/9) berhasil meloloskan diri dari masjid yang telah dikepung oleh pasukan keamanan yang berusaha menangkapnya terkait atas bentrokan di kedutaan AS pekan lalu, seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters.
Saif Allah Benahssine, pemimpin cabang Tunisia kelompok Islam Anshar al-Syariah, menyelinap pergi setelah ratusan pengikutnya bergegas keluar dari masjid al-Fatah di ibukota Tunis, beberapa dari mereka membawa tongkat dan menciptakan kepanikan di antara pejalan kaki.
Beberapa menit sebelumnya, sekitar 1.000 polisi anti huru hara mundur sekitar 200 meter dari masjid untuk alasan yang tidak dapat dijelaskan, kata saksi mata.
Selama khotbah yang dia sampaikan di masjid, Benahssine, juga dikenal sebagai Abu Iyadh, menyerukan dalam khotbahnya menuntut pengunduran diri Menteri Dalam Negeri Ali Latayedh, anggota dari partai Islam yang berkuasa Ennahda.
Di dalam dan di luar masjid, para pengikut Benahssine meneriakkan “Allahu Akbar!” dan “Obama! Obama! kami juga Osama” merujuk pada pemimpin Al-Qaidah Osama bin Laden yang telah dibunuh.
“Kami tidak akan pernah menyerahkan Abu Iyadh,” teriak mereka, sambil menyerukan jihad dan mengancam orang-orang Yahudi dengan slogan: “Tentara Muhammad akan kembali”
Abu Iyadh dituduh terlibat dalam protes kekerasan di kedutaan besar AS di mana empat warga Tunisia tewas dan 29 terluka. Masjid ini terletak di antara dua jalan arteri utama di ibukota, di mana sejumlah besar jamaah Abu Iyahd menjadikan masjid ini basis sebelum melakukan aksi protes kekerasan hari Jumat lalu di luar kedutaan besar AS.(fq/aby)