Hasil sementara Pilpres Yaman sampai Kamis (21/9) malam tadi menunjukkan bahwa Ali Abdullah Sholeh, yang kini masih menjabat presiden, berhasil meraup 80 persen suara. Sementara lawan beratnya yang diusung Koalisi Oposisi Faishal Shamlan hanya meraup 20 persen suara. Demikian seperti diumumkan juru bicara Komisi Pemilihan Umum Yaman Abdu al-Janadi.
Al-Janadi menjelaskan, Sholeh meraih 3.744.473 suara. Adapun Shamlanmeraih 717.884 suara. “Kami sampai ke hasil ini secara resmi dari hasil catatan yang ditandatangani para ketua KPU dan perwakilan masing-masing kandidat,” ujar al-Janadi, seperti dilansir Aljazeera.
Tak pelak hasil itu membuat sumringah kubu partai berkuasa yang mengusung Sholeh. Kubu Sholeh juga menampik tuduhan pihak Koalisi yang mengatakan bahwa partai berkuasa menghalang-halangi sejumlah pemilih untuk datang ke TPS-TPS yang merupakan basis oposisi.
Sekjen al-Mu’tamar asy-Sya’biy, partai berkuasa di Yaman, Sulthan al-Burkani menjelaskan bahwa keraguan pihak oposisi itu tak ada artinya. Ia juga menegaskan bahwa tak ada satu bukti pun telah terjadi kecurangan. “(Pilpres) Ini membuktikan kebohongan partai-partai (oposisi) itu,” tandas dia.
Kendati demikian, pihak Koalisi mempertanyakan alasan pengumuman hasil Pilpres yang terkesan terburu-buru, dan Koalisi juga menuduh partai al-Mu’tamar telah melakukan kecurangan.
Abdul Wahhab al-Ansi, Sekjen Partai Ishlah yang tergabung dalam Koalisi menegaskan, pengumuman hasil itu secara tidak langsung semacam intruksi agar KPU merealisasikan hasil yang sekarang sudah diumumkan dengan segala cara.
Sementara Sekjen Tandhim an-Nashiri Sulthan al-‘Athwaniy menegaskan, Koalisi akan secara resmi mengajukan keberatan atas hasil sementara KPU itu, dengan mengajukan data-data kecurangan dan pelanggaran yang terjadi di lapangan.
Nada protes juga datang dari Ketua Tim Sukes Shamlan, Zaid asy-Syami, yang berpendapat bahwa proses penghitungan itu tak ubahnya sandiwara saja. Ia juga menegaskan bahwa penghitungan internal Koalisi menunjukkan bahwa Shamlan unggul atas Sholeh di sejumlah daerah pemilihan (dapil), khususnya daerah pemilihan 111 di Provinsi Ibb.
Sementara di Provinsi Ta’iz, dapil yang padat pemilih, pihak KPU memberikan keterangan bahwa proses pengitungan di 15 TPS terhenti, pasalnya, terjadi keributan antar pendukung dua kandidat kuat yang bersaing.
Dugaan terjadinya kecurangan itu dibenarkan utusan Uni Eropa yang menjadi pengawas internasional di Yaman. Para pengawas dari Eopa itu melakukan kunjungan ke lebih 1.040 TPS dari 27.000 TPS yang ada.(ilyas/aljzr)