Pihak keamanan Mesir baru-baru ini menemukan sebuah dokumen yang beredar di kalangan kelompok-kelompok bersenjata yang konon berisi rincian rencana untuk “menaklukkan” Mesir dan mengembalikan kekhalifahan Islam.
Dokumen, yang berjudul “Penaklukan Mesir,” ditulis tangan oleh Karim Ahmad Baidawi, yang tewas dalam serangan polisi pada sebuah flat di distrik Nasr City di timur Kairo.
Flat itu dilaporkan digunakan sebagai gudang senjata dan markas sel teroris, sumber keamanan mengatakan seperti dikutip versi online surat kabar Mesir al-Wafd.
Dokumen ini, sumber menambahkan, telah didistribusikan di antara 22 sel jihad yang beroperasi di bawah sebuah kelompok payung, yang kemudian dikenal sebagai sel Kota Nasr, dan bersama-sama membentuk suatu jaringan militan yang rumit yang menghubungkan Kairo ke gubernuran Mesir lainnya.
Dokumen “Penaklukan Mesir” memberikan rencana rinci dari kelompok Islam untuk merebut kekuasaan di Mesir dan mendirikan negara Islam.
Dokumen tersebut menyebutkan serangkaian langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan tersebut, termasuk membunuh presiden, paus Koptik, dan tokoh politik serta beberapa aparat keamanan.
Rencana ini akan bertepatan dengan serangkaian pemboman secara simultan di beberapa perusahaan penting serta Terusan Suez, serta jalan utama antara Kairo dan gubernuran Mesir lainnya dan mengambil alih jaringan komunikasi.
Rencana tersebut juga mengungkapkan bahwa selain Paus, para militan akan menargetkan masyarakat Koptik pada umumnya baik dengan membunuh maupun menculik tokoh Koptik yang menonjol atau melakukan operasi teroris di daerah-daerah padat penduduk Koptik atau tempat favorit mereka berkumpul.
Tujuannya, dokumen itu mengklaim adalah untuk memicu perselisihan sektarian di Mesir juga merusak struktur masyarakat Mesir.(fq/aby)