Presiden Iran memanfaatkan kesempatan pidato di hadapan Majelis Umum PBB dengan melontarkan kritikan pedas pada AS dan Dewan Keamanan PBB.
Dalam pidatonya hari Selasa (25/9) waktu New York, Mahmud Ahmadinejad menyatakan bahwa AS adalah negara arogan dan banyak melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Dengan para sekutu-sekutunya, AS, kata Ahmadinejad, telah menekan Iran dan IAEA dengan cara melontarkan ancaman-ancaman.
"Untunglah IAEA belakangan ini berusaha untuk mendapatkan kembali peranan legalnya sebagai pendukung hak-hak negara anggotanya dan memberikan supervisi atas aktivitas-aktivitas pengembangan nuklir, " tukas Ahmadinejad.
Ia melanjutkan, "Hari ini, karena resistensi bangsa Iran, masalah nuklir dikembalikan pada IAEA dan saya secara resmi mengumumkan bahwa menurut pendapat saya, isu nuklir Iran sekarang sudah ditutup dan menjadi masalah IAEA biasa. "
"Tentu saja Iran selalu dan akan selalu siap untuk melakukan dialog konstruktif dengan semua kalangan, " sambung Ahmadinejad.
Dalam pidatonya yang berlangsung selama setengah jam lebih, Presiden Iran menuding AS telah melanggar hak asasi manusia dalam "perang melawan teror" nya. Ia menyindir CIA dengan program penjara dan interogasi yang dilakukan di sejumlah negara, serta keberadaan kamp-kamp penjara seperti kamp penjara Guantanamo di Kuba.
"Sejumlah kekuatan negara di dunia telah secara luas melakukan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya negara-negara yang mengaku secara eksklusif menghormati hak asasi manusia, " sindir Ahmadinejad.
"Membuat penjara-penjara, menculik orang, pengadilan dan sanksi hukum secara rahasia tanpa melalui proses yang layak, penyadapan pembicaraan di telepon, memantau lalu lintas email orang lain, sudah biasa terjadi dan menjadi hal yang lazim, " sambungnya.
Ahmadinejad juga mengkritik invasi AS ke Irak yang disebutnya "penjajahan dengan menggunakan dalih menumbangkan seorang diktator dan keberadaan senjata pemusnah massal. "
"Kita menyaksikan kebenaran pahit bahwa sejumlah negara-negara kuat tidak menghargai nilai-nilai bangsa lain dan nilai-nilai kemanusiaan. Satu-satunya yang mereka pedulikan adalah diri mereka, partai-partai politik dan kelompok mereka sendiri, " imbuh Ahmadinejad.
"Menurut pandangan mereka, hak asasi manusia setara dengan keuntungan bagi perusahaan dan sekutu-sekutu mereka. Hak-hak dan martabat rakyat AS dikorbankan untuk kepentingan para pemegang kekuasaan, " tandasnya.
Tak ada seorang pun pejabat AS yang bicara soal kritikan Ahmadinejad. Bahkan Presiden Bush yang dalam pidatonya mengumbar tentang supremasi hak asasi manusia dan kebebasan, tidak mau memberikan komentarnya atas isi pidato Presiden Iran itu.
Delegasi AS dan Israel, memang sengaja tidak hadir di ruangan saat Presiden Iran memberikan pidatonya.
Terkait Israel, Ahmadinejad menyebut Israel sebagai "rejim Zionis yang ilegal." Kekalahan bangsa Yahudi dalam perang di Eropa, ujarnya, telah menyebabkan bangsa Palestina hidup dalam kesengsaraan di bawah penjajahan Zionis selama hampir 60 tahun.
Selama itu pula, penjajah Zionis Israel selalu dilindungi bahkan dipuji, sedangan rakyat Palestina dibiarkan menjadi subyek kekejaman Israel.
Dewan Keamanan PBB tak luput dari kritikan Ahmadinejad. Ia menyebut DK PBB sebagai klub eksklusif dan para anggotanya adalah para agresor perang Irak, dan telah gagal mencegah agresi Israel ke Libanon tahun 2006 lalu.
Ahmadinejad mengingatkan bahwa negara-negara yang memiliki kekuatan di DK PBB sedang berada di ambang "kejatuhan" dan ia mendesak negara-negara itu untuk "meninggalkan cara-cara setan dan cara-cara yang arogan, dan kembali ke jalan Tuhan. "
"Itu artinya, kembali kepada kemurnian, kejujuran, keadilan dan menghormati martabat manusia, " tegas Ahmadinejad. (ln/aljz)