Pidato pembukaan Bush rupanya begitu menyenangkan PM Israel Ehud Olmert. Dalam sambutannya kemudian, Olmert mengatakan dirinya tiba dari kota Jerussalem (Al-Quds ) sebagai ibukota Israel.
“Saya datang ke sini untuk mengulurkan tangan pada perdamaian, agar kita bisa memulai melakukan rekonsiliasi sejarah antara kami dan Palestina, juga terhadap seluruh negara Arab, ” ujar Olmert.
Ia melanjutkan, “Saya mempunyai banyak alasan untuk tidak hadir di sini karena ada banyak kegagalan di masa lalu dan ada terorisme. Saya tidak lupa ada banyak kendala yang menghalangi jalan kami ini. Tapi saya datang tanpa ragu dan tanpa takut dengan mengatakan kepada kalian dan dunia Arab, sekaranglah saatnya di hadapan kalian, kita mimpi bersama agar bangsa kita bisa menjalani hidup mulia dan tidak hidup dalam kekhawatiran yang terus menerus. ”
Olmert juga menyampaikan pihaknya ingin menjalin perdamaian dengan seluruh negara Arab, dan ingin membuka hubungan diplomatik dengan negara-negara Islam. “Kita tidak boleh selamanya hanya sekedar menyaksikan kereta perdamaian berlalu begitu saja tanpa melakukan sesuatu. Ini tidak akan membantu kami Israel dan tidak membantu kalian orang Palestina. Karenanya, saya ingin menuntaskan embargo ekonomi yang selama ini dilakukan atas Israel, ” ujar Olmert.
Terkait hubungannya dengan berbagai negara Arab, Olmert menegaskan bahwa ia sudah berupaya menjalin hubungan kuat dengan Presiden Mesir Husni Mubarak dan Raja Yordania Malik Abdullah. Ia menyatakan apa yang sudah dilakukannya itu sebagai hubungan yang sangat berharga untuk membangun saling percaya dan saling memahami dengan negara Arab. Meskipun hubungan seperti itu diyakini belumlah cukup untuk mencapai keinginan Israel.
“Ini belum cukup untuk melakukan normalisasi hubungan dengan berbagai negara Arab yang mungkin bisa memancing tindakan radikal. Tapi apa yang kami lakukan ini adalah dalam lingkup kemaslahatan kami, ” ujarnya. (na-strpic)