Pidato Cucu Indira Gandi Membuat Berang Muslim India

Varun Gandhi harus berurusan dengan Komisi Pemilu di negeri itu, karena kampanyenya dianggap telah memicu permusuhan antar suku dan agama. Varun juga membuat warga Muslim India berang, karena ia dianggap telah mencemarkan citra warga Muslim dalam kampanyenya.

Varun Gandhi, politikus muda yang masih berusia 29 tahun itu adalah cucu dari mantan perdana menteri India, Indira Gandhi. Ia bergabung dengan Partai Hindu nasionalis, Partai Bharatiya Janata (BJP) dan ikut serta dalam pemilu India yang akan berlangsung bulan April mendatang.

Dalam kampanyenya di wilayah Pilibhit, Varun Gandhi melontarkan pernyataan yang menyerang pihak lain , dan memicu kemarahan warga Muslim. Dalam sebuah rekaman video, Varun mengatakan "Kalau ada yang berpikir bahwa orang-orang Hindu lemah dan tidak bisa memimpin, kalau ada orang mengacungkan jarinya ke arah orang-orang Hindu, saya bersumpah demi Gita (salah satu dewa Hindu), saya akan memotong tangannya." Selain itu, Varun juga dilaporkan menyebut para politisi Muslim seperti Usamah bin Ladin, pemimpin jaringan al-Qaidah.

Seorang pengacara India, S.S Shaikh menyayangkan sikap Varun. "Darah keluarga Gandhi telah terkontaminasi. Varun Gandhi telah membuktikan bahwa dalam darahnya telah mengalir darah kelompok syap kiri," ujar Shaikh.

KPU India menetapkan tuduhan pelanggara pemilu yang telah dilakukan Varun Gandhi berdasarkan "Penal Code Section 153 (a)" yang isinya berkaitan dengan "menyebarkan permusuhan antar kelompok agama, suku, tempat kelahiran, tempat tinggal, bahasa dan sebagainya, serta melakukan tindakan yang merugikan upaya menjaga keharmonisan dalam masyarakat."

Varun juga dikenai tuduhan berdasarkan "People’s Representative Act Section 125" tentang "menimbulkan permusuhan antar kelas terkait dengan pemilu." Jika Varun terbukti bersalah atas semua tuduhan itu, Varun terancam didiskualifikasi sebagai peserta pemilu dan terancam hukuman penjara.

Hassan Kamaal, kolomnis terkenal di India menilai Varun sudah bersikap arogan dan kurang berpengalaman sebagai politisi. "Tindakan yang bodoh, kekanak-kanakan dari seorang politisi muda," ujar Kamaal.

Namun analis politik Profesor Mustafa Khan berpendapat, pernyataan Varun cuma taktik politik untuk memenangkan pemilu, dengan cara mengedepankan rasa tidak aman dan ketakutan di kalangan warga Hindu.

"BJP tidak punya harapan untuk memenangkan pemilu karena perpecahan di tubuh partai itu. Mereka berharap bisa menang dengan mengangkat isu-isu komunal," kata Khan.

Muslim India menginginkan Varun didiskualifikasi dari keikutsertaannya dalam pemilu. "Dia tidak boleh ikut pemilu. Saya Muslim dan saya bangga menjadi Muslim. Saya berterimakasih pada nenek moyang saya karena tidak memilih ke Pakistan dan tetap berada di India. India adalah negara saya, lebih daripada seorang Varun Gandhi," tukas warga Muslim India, Shehla Masood. (ln/iol)