Pidato Anti-Iran Presiden Israel di Konferensi Tahunan AIPAC

Nuklir Iran menjadi topik pidato Presiden Israel Shimon Peres dalam acara konferensi tahunan kebijakan AIPAC (American Israel Public Affairs Committee), lembaga lobi Yahudi-Israel yang paling berpengaruh di AS.

Dalam pidatonya, Peres kembali menuding Iran sebagai ancaman dunia karena masih melanjutkan pengayaan uranium untuk program nuklirnya. "Timur Tengah kini berada di tengah ancaman nuklir. Kita tidak boleh menyerah, kita tidak boleh mundur," kata Peres dalam pidatonya yang langsung disambut tepuk tangan dari sekitar 6.000 orang hadir dalam konferensi AIPAC di Washington.

Pada kesempatan itu, Peres juga mengecam Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad yang kerap mengkritik kekejaman Israel di tanah Palestina. Peres menyebut Presiden Iran sebagai orang yang fanatik dan bagian dari sejarah yang salah.

"Mereka (Iran) telah keluar dari sejarah, mereka anti-sejarah. Sekarang ini, para penguasa di Iran ingin melakukan pengayaan uranium, untuk apa itu semua?," ujar Peres.

Rezim Israel mengklaim bahwa Iran sudah mampu membuat senjata nuklir dalam "hitungan bulan". Israel yang merasa terancam dengan kemajuan nuklir Iran, mencoba memprovokasi sekutu-sekutunya di Eropa dan AS untuk mengambil tindakan militer guna menghancurkan fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

Sementara laporan-laporan IAEA menyebutkan bahwa kemampuan Iran untuk membuat persenjataan nuklir masih jauh, karena pengayaan uranium Iran masih dibawah level lima persen dari level yang dibutuhkan untuk membuat bom nuklir.

Di sisi lain, Israel sendiri dengan leluasa memproduksi senjata-senjata nuklir dan diyakini sebagai satu-satunya rezim di Timur Tengah yang sudah memiliki senjata nuklir. Tidak ada lembaga internasional maupun negara-negara besar seperti AS yang meributkan senjata nuklir Israel.

Israel berambisi untuk menghancurkan Iran, bukan sekedar fasilitas-fasilitas nuklirnya. Rezim Zionis itu bahkan sudah melakukan berbagai persiapan untuk sewaktu-waktu melakukan serangan mendadak ke Iran. Surat kabar Israel Jerusalem Post belum lama ini melaporkan bahwa para operator misil Israel setiap minggu melakukan latihan ketangkasan mereka sebagai persiapan jika Israel jadi menyerang Iran.

Di luar Israel, sejumlah organisasi lobi Yahudi pro Israel terus melakukan kampanye anti-Iran. AIPAC, lembaga lobi Yahudi di AS mencoba mempengaruhi Kongres AS agar segera mengeluarkan kebijakan untuk menekan impor bahan bakar gasolin dari Iran sebagai upaya tekanan terhadap Iran.

"Anda bisa mempengaruhi masa depan Israel dan mendukung kepentingan AS di Timur Tengah dengan cara mendesak anggota Kongres Anda untuk mengesahkan inisiatif ini," demikian kampanye anti-Iran AIPAC di situs resminya.

Dalam pidatonya kemarin, Peres kembali meminta lembaga-lembaga lobi Yahudi di AS untuk terus melakukan tekanan terhadap Kongres AS agar mau mengesahkan undang-undang anti-Iran itu.

Namun, seorang analis politik yang ikut dalam konferensi tahunan AIPAC, Robert Satloff mengingatkan kemungkinan adanya perbedaan yang dalam antara pemerintahan AS dibawan pimpinan Presiden Barack Obama dan Israel dalam penanganan masalah nuklir Iran. (ln/prtv)