Dahulu, hanya operasi militer AS dan situasi penuh kekerasan yang mewarnai Irak dan Afghanistan. Tapi kini, bukan hanya itu. Kekacauan di Irak muncul secara fenomenal dengan beredarnya opium asal Afghanistan di Irak.
Sejumlah informasi menyampaikan di wilayah selatan Irak tumbuh subur tanaman ganja yang sebelumnya merupakan tanaman yang terkenal di Afghanistan.
Harian The Independent mengutip sejumlah sumber Irak yang mengatakan, “Para penanam padi di sepanjang sungai Furat di sisi Barat Diwaniya, di Selatan Baghdad, sepakat untuk meninggalkan tanaman padi-yang sebelumnya menjadi fokus tanaman para petani-karena cuaca panas yang semakin tinggi dan kekeringan. ”
Parahnya, peralihan pertanian ini jatuh pada tanaman ganja, di mana situasi panas dan kering, cocok untuk perkembangan tanaman ganja, sebagaimana di Afghanistan.
Dikhawatirkan, sejumlah lokasi tanam di Irak akan berubah secara drastis sebagai ladang tanaman ganja seperti di Afghanistan. Terlebih, hasil tanam ganja lebih mendatangkan keuntungan besar ketimbang menanam padi.
Meski penenaman ganja di Irak masih dalam tahap awal, tapi tampaknya pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan aktifitas haram ini. Sebabnya adalah penyebaran dan penguasaan milisi bersenjata di Dainunah dan sekitarnya. Di sisi lain, aksi serangan bersenjata juga masih kerap terjadi, baik dari kalangan milisi bersenjata, polisi pemerintah, maupun pasukan asing di Irak.
Masih menurut The Independent, baru kali ini terjadi penanaman ganja di Irak Disinyalir, orang-orang pendatang menggunakan Irak sebagai lokasi transit guna memasok kebutuhan ganja yang selama ini dikeluarkan sejumlah lokasi di Afghanistan dan di lokasi selain Afghanistan. Pasar ganja dari Irak juga diduga memiliki jaringan hingga ke Iran, Saudi Arabia dan berbagai Negara Teluk.
Pertanyaannya, siapakah yang sengaja mempengaruhi petani untuk menanam ganja. Sekedar informasi, di Afghanistan, tanaman ganja mulai merebak setelah invasi AS ke negeri itu, menumbangkan rejim Taliban. (na-str/iol)