Buku-buku tulis… pensil…buku absen…. ruang-ruang kelas untuk menangguk ilmu Muslim Palestina, hancur tertimpa reruntuhan gedung sekolah yang luluh lantak oleh hantaman rudal Israel.
Aset yang amat mahal itu tak luput jadi target kebiadaban Israel yang sengaja mengobarkan sentimen peperangan secara tidak normal, akibat satu orang serdadunya ditawan pejuang Palestina.
Operasi militer Israel, “Hujan di Musim Semi”, melontarkan rudal ke sebuah sekolah Darul Arqam, sebuah sekolah percontohan di Ghaza (5/7). Hampir seluruh bangunan sekolah yang terdiri dari belasan ruang kelas bisa dikatakan hancur total. Tak perlu penjelasan lagi bagi siapapun yang bisa melihat kondisi sekolah saat ini bahwa kerusakan gedung memang sangat parah. Kursi dan meja sekolah, papan tulis, lemari, hancur berantakan. Bahkan di arena lokasi sekolah, tersisa lubang cukup besar akibat ledakan bom yang dimuntahkan pesawat tempur Zionis Israel. Tak kurang 15 ruang kelas hancur total.
Para pengelola sekolah Darul Arqam kemarin menggelar jumpa pers untuk menjelaskan akibat kebrutalan Israel ini. Dalam keterangannya, disebutkan akibat serangan ini, tak kurang 900 murid sekolah SD yang seharusnya mulai masuk sekolah bulan ini, jadi tidak memiliki ruang sekolah sama sekali. Serangan ini, merupakan serangan yang kedua dilakukan oleh Israel terhadap sekolah Palestina.
Pihak sekolah yang terdiri dari para guru jelas menampik tudingan Zionis Israel bahwa sekolanya menjadi tempat persemaian pemikiran melawan Israel, di samping tudingan bahwa lokasi sekolah kerap menjadi area pelatihan pejuang Palestina. Menurut pihak sekolah, yang diinginkan Israel adalah mencabut dan memotong semua akses yang bisa mengembangkan rakyat Palestina. Karena itulah, Israel juga menghantam Universitas Islam Ghaza beberapa hari kemarin.
Kepada wartawan, Ahmad Muhammad Syamah, kepala forum guru di Darul Arqam mengatakan, tidak ada gunanya jika ingin merenovasi gedung sekolah, karena yang ledakan rudal Israel telah menghancurkan fondasi hampir setiap bangunan yang ada. Ia memperkirakan kalkulasi kerugian minimal mencapai 500 ribu dolar.
Terkait dengan pertanyaan seputar alasan Israel meledakkan sekolah, Ahmad Muhammad mengatakan, “Itu adalah tuduhan kosong. Sejak dua tahun lalu, Israel sudah pernah datang ke sekolah kami. Tentara mereka melakukan pemeriksaan total terhadap sekolah kami. Mereka merusak pintu dan membongkar isi lemari. Tapi mereka tak mendapatkan bukti apapun terkait tuduhan mereka kepada kami.”
Namun demikian, pihak sekolah bertekad akan tetap melanjutkan proses belajar mengajar di antara puing-puing sekolah itu. Ahmad Muhammad menegaskan, “Madrasah Arqam akan tetap menjadi menara ilmu bagi kaum Muslimin di Ghaza. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menjadikan musibah ini sebagai alasan terhentinya kegiatan belajar.” Ada kata-kata indah yang diucapkan Ahmad Muhammad terkait tekadnya yang mulia ini bersama para guru. “Jika Israel mempunyai tangan perusak, maka madrasah Arqam akan selalu memiliki tangan pembangun.” (na-str/iol)