Pesan Samer Issawi, Pejuang Palestina Menuntut Kebebasan

Pesan saya adalah bahwa saya akan melanjutkannya sampai akhir, sampai tetes terakhir dari tubuh saya, sampai syahid. Syahid adalah kehormatan bagi saya dalam perjuangan ini. Syahid merupakan sisa bom saya dalam konfrontasi dengan tirani dan penjara, menghadapi kebijakan pendudukan rasis yang mempermalukan rakyat kita, serta melakukan seluruh bentuk penekanan dan penindasan.

Perjuangan saya tidak hanya untuk kebebasan individual. Pertempuran yang saya dan teman seperjuangan saya (Tarek, Ayman dan Jaafar) lakukan adalah pertempuran semua orang, pertempuran rakyat Palestina melawan penguasaan dan pemenjaraan. Tujuan kita adalah kebebasan dan kemerdekaan di negara kita yang bebas dan diberkahi, Al-Quds (Yerusalem). – akun Facebook Shireen Issawi (adik)

Samer Issawi yang telah mogok makan selama kurang lebih 209 hari dan dilaporkan berada di ujung kematian, memprotes kebijakan penahanan administratif Israel, di mana tersangka dapat dipenjarakan tanpa pengadilan atas perintah pengadilan militer. Perintah dapat terus diperbarui tanpa batas enam bulan dalam satu waktu.

Issawi dibebaskan bersama dengan 1.000 tahanan lainnya pada pertukaran tahanan Oktober 2011 atas tindakan menangkap prajurit Israel, Gilad Shalit.

Ia kembali ditahan pada Juli 2012 dalam keadaan konflik oleh tentara Israel di dekat Hizma – Yerusalem dan setelah itu mulai melakukan aksi mogok makannya.

Issawi menginginkan dakwaan resmi dan menjalani pengadilan atau dibebaskan – ia mengatakan akan terus melakukan aksinya hingga tuntutannya dipenuhi.

Tahun lalu, sekitar 1.600 – 2.000 warga Palestina yang ditahan Israel, menggelar aksi masal mogok makan yang berakhir dengan perjanjian dengan pengurus penjara pada Mei 14, salah satu tuntutan mereka adalah pembebasan penahanan administratif.

Amnesty International dan Pengawas HAM telah mengutuk kebijakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional.

(DS/AlJazeera/Al-Akhbar)