India saat ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang fenomenal. Namun pertumbuhan ekonomi itu tidak dinikmati oleh sebagian besar warga Muslim di negeri itu. Warga Muslim India masih tertinggal dalam hal pendapatan perkapita, pendidikan, lapangan pekerjaan dan indikator lainnya yang menjadi parameter kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Deputi Parlemen India, K. Rahman Khan pada Arabnews, yang dijumpai saat melaksanakan umroh di kota Madinah.
Menurut Rahman, melihat kondisi itu, sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi mengapa hal itu bisa terjadi dan membuat sebuah program yang komprehensif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya, khususnya warga Muslim.
Terkait dengan hal itu, Rahman mengungkapkan, "Perdana Menteri Manmohan Singh terbuka atas saran-saran yang diberikan dan ingin melakukan sesuatu yang konkrit untuk mengatasi persoalan ini. Sekelompok anggota parlemen dengan pimpinan saya, telah menyerahkan laporan yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapi warga Muslim. Saya punya keyakinan kuat, pemerintah sendiri tidak bisa berbuat banyak dan masyakarat sendirilah yang harus bertahan hidup, mencari inisiatif bagi perbaikan hidupnya sendiri."
Rahman menyatakan, semua lembaga terkait seharusnya wajib membuat program bagi tersedianya pendidikan, fasilitas kesehatan dan kesempatan ekonomi dan lain sebagainya bagi masyarakat.
"Lembaga-lembaga semacam itu seharusnya berdasarkan perundang-undangan Reserve Bank of India harus menyediakan keamanan finansial bagi masyarakat," ujar Rahman.
Ia menjelaskan, pemerintah bisa diminta untuk memberikan subsidi selama empat tahun untuk pelaksanaan haji, pembangunan lembaga pendidikan dan pusat pelatihan profesional seperti sekolah kedokteran dan teknik, serta lembaga pendidikan tinggi lainnya bagi warga Muslim.
Rahman menyarankan pemerintah India untuk mengundang para investor dari Timur Tengah, khususnya untuk proyek-proyek yang masih kurang. "Investasi dari Timur Tengah di India diabaikan dengan berbagai alasan. Tapi setelah kedatangan Raja Arab Saudi, pelindung dua masjid suci, Raja Abdullah ke India, segala sesuatunya mulai bergerak. Dan sekarang adalah saat yang tepat untuk melakukan kesepakatan-kesepakatan dengan para investor di Timur Tengah untuk berinvestasi di India, terutama di sektor pendidikan dan sektor lainnya yang masih kurang tergarap di India," papar Rahman Khan.
Saat ini, menurut Rahman, pemerintah India masih belum bisa memecahkan masalah sempitnya lapangan pekerjaan bagi jutaan pengangguran di negeri itu. Di India, sektor swastalah yang memainkan peranan penting dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Bagi warga Muslim, untuk mendapatkan pekerjaan, mereka harus memiliki ketrampilan yang profesional.
Di sisi lain Rahman Khan meminta komunitas Muslim di India tidak larut dalam jebakan berupa konflik komunal yang selalu saja terjadi dari waktu ke waktu. Ia menyatakan, komunitas Muslim membutuhkan lebih banyak lagi dari sekedar tempat penampungan yang hanya bisa dinikmati oleh sekitar 5 persen warga Muslim di India.
Ia menyarankan agar harta-harta waqaf digunakan untuk meningkatkan taraf hidup warga Muslim. "Ada sekitar 100.000 kepemilikan properti yang berstatus waqaf di India, kebanyakan di daerah-daerah urban. Harta-harta waqaf itu seharusnya dikembangkan dan pendapatannya digunakan untuk menyediakan pendidikan dan lapangan pekerjaan bagi warga Muslim yang masih menganggur," ujarnya.
Pada 6 April kemarin, di kota industri Aligarh sebelah utara India, terjadi kerusuhan komunal antara warga Muslim dan Hindu yang menyebabkan 7 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Kerusuhan itu dipicu oleh keluhan warga Muslim atas perluasan sebuah kuil agama Hindu yang berdekatan dengan sebuah masjid di wilayah itu, ketika berlangsung perayaan agama Hindu. Akibat kerusuhan itu, di kota Aligarh diberlakukan jam malam sampai hari ini. (ln/arabnews/iol)