Gencatan senjata yang diserukan para pemimpin Hamas dan Fatah untuk menghentikan pertikaian yang terjadi di lapangan, menemui jalan buntu. Kedua faksi saling tuduh dan aksi saling balas serangan, tak terhindarkan.
Aparat keamanan Palestina melaporkan, empat pengawal seorang pejabat Fatah di kota Gaza tewas dalam serangan yang dilakukan sejumlah orang. Pihak Fatah menuding Hamas lah yang melakukan serangan itu
Serangan terjadi hari Rabu (15/5) waktu setempat di rumah Rashid Abu Shbak, tidak lama setelah sejumlah mortir menghantam kantor Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang juga mengenai sebuah pos polisi Hamas.
Para saksi mata mengataan, pertikaian yang terjadi pada Rabu kemarin diawali dengan lemparan sejumlah granat ke arah pasukan eksekutif Hamas di luar kantor kementerian dalam negeri. Dilanjutkan dengan insiden serangan mortir yang jatuh tepat di belakang kompleks kantor kepresidenan. Saat serangan terjadi, Presiden Abbas dilaporkan sedang berada di kantornya.
Beberapa lelaki bersenjata juga melemparkan bom ke markas besar layanan keamanan yang didominasi Fatah. Serangan tersebut memicu baku tembak di lokasi tersebut.
Dalam insiden penyerangan ke rumah Shbak, menurut saksi mata, para pelakunya membakar sebagian rumah hingga menimbulkan asap tebal dan sempat menawan isteri serta anak perempuan Shbak.
Juru bicara Fatah Abdul Hakim Awad menuding Hamas yang telah melakukan serangan itu. "Semua orang Hamas adalah pembunuh, mulai dari atas sampai level bawah. Semuanya terlibat. Apa yang terjadi sekarang adalah aksi pembunuhan berdarah dingin, dan ini adalah tindakan kriminal, " tuding Awad.
Sejak pertikaian yang diduga melibatkan pendukung Hamas dan Fatah di Gaza akhir pekan kemarin, jumlah korban tewas akibat sudah mencapai 20 orang. Apa sebenarnya yang terjadi di Gaza? Benarkah pertikaian itu dilakukan antara pendukung Hamas dan Fatah? (ln/aljz)