Pertempuran paling sengit dalam beberapa hari mengguncang kota perbatasan Suriah Kobane semalam , antara Mujahidin Negara Islam dan milisi Kurdi dengan mortir dan bom mobil, sumber-sumber lokal dan kelompok pemantau mengatakan pada hari Minggu.
IS, yang menguasai sebagian besar Suriah dan Irak, menembakkan 44 mortir di bagian kota Kurdi pada hari Sabtu, menurut Observatorium Suriah yang berbasis di Inggris untuk Hak Asasi Manusia, menambahkan bahwa empat mortir lainnya ditembakkan pada hari Minggu.
Pertempuran panjang di Kobane telah mengalami pasang surut. Seminggu yang lalu, Kurdi mengatakan kota akan segera jatuh. Sementara itu, Amerika Serikat dan mitra koalisinya kemudian meningkatkan serangan udara pada IS, yang ingin mengambil Kobane untuk memperkuat posisinya di Suriah utara.
Warga Kurdi banyak yang hanya menonton pertempuran di kota Kobane, juga dikenal sebagai Ain al-Arab, dari perbatasan Turki di desa tenggara Mursitpinar, provinsi Sanliurfa, pada tanggal 18 Oktober 2014. (AFP)
Koalisi AS telah membom target IS di Irak sejak Agustus dan memperpanjang kampanye untuk Suriah pada bulan September setelah IS berjuang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad, membuat keuntungan wilayah yang besar.
Penyerangan atas posisi IS sekitar Kobane telah ditingkatkan, sehingga pertempuran di kota ini menjadi ujian penting untuk kampanye serangan Barack Obama terhadap Islam.
Turki, yang pasukannya berada di sepanjang perbatasan menghadap Kobane, enggan untuk campur tangan. Turki berpendapat AS dan sekutunya juga harus menghadapi Assad untuk mengakhiri perang sipil Suriah, yang telah menewaskan hampir 200.000 orang sejak Maret 2011.
“Kami memiliki bentrokan paling intens dalam beberapa hari. Tadi malam. IS diserang dari tiga sisi yang berbeda termasuk bangunan kota dan pasar, “kata Abdulrahman Gok, seorang jurnalis di Kobane.
“Pertempuran terjadi hingga pagi. Kami berjalan-jalan pagi di dalam kota dan telah melihat banyak mobil rusak dan beberapa mortir yang belum meledak, “katanya.
Observatory melaporkan dua bom mobil IS menghajar posisi Kurdi pada Sabtu malam, yang menyebabkan korban. Awan asap hitam menjulang tinggi di atas Kobane pada hari Minggu.
Observatory mengatakan 70 pejuang IS telah gugur dalam dua hari terakhir, menurut sumber-sumber di rumah sakit di kota terdekat dari Tel Abyab.
Ratusan ribu orang melarikan diri dari pertempuran ini. Turki menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah, termasuk hampir 200.000 orang Kurdi Suriah dari Kobane.
Ankara telah menolak untuk mempersenjatai kembali para pejuang Kurdi yang terkepung.
Turki memandang YPG dengan kecurigaan karena hubungan yang lama dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang telah melancarkan kampanye bersenjata selama 30 tahun atas pemerintahan Turki.
Presiden Recep Tayyip Erdogan merilis pernyataannya dikutip di media Turki pada hari Minggu mengatakan bahwa Ankara tidak akan mempersenjatai YPG melalui sayap politiknya.
Sikap ini telah menyulut kemarahan di kalangan Turki Kurdi sendiri, yang membuat sekitar 20 persen dari populasi Turki . Kerusuhan di beberapa kota awal bulan ini menewaskan 35 warga Kurdi tewas. (Arby/Dz)