Persatuan ulama Muslim pada hari Sabtu mengecam seruan pimpinan agama Syiah Irak untuk melawan serangan militan jihad ISIS di Irak utara, yang pihak Syiah sebut pemberontakan itu sebagai “revolusi Sunni.”
Tetapi Persatuan Ulama Internasional yang yang berbasis di Doha, mengatakan perkembangan yang terjadi di Irak adalah “respon dari penindasan dan pengucilan masyarakat yang menginginkan kebebasan,” mengacu pada minoritas masyarakat Muslim Sunni di negara itu.
Persatuan Ulama yang dipimpin oleh ulama berpengaruh Yusuf al-Qaradawi, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, mencela “fatwa fatwa sektarian yang menyerukan senjata yang akan mengarah pada “perang sektarian yang menghancurkan.”
“Kami mendesak saudara-saudara Syiah di Irak dan di tempat lain, dan Sunni, untuk menghindari menjadi bahan bakar perang sektarian mengerikan, dan memanggil mereka untuk bersama dengan Sunni untuk mencapai solusi yang layak,” katanya.
Ribuan relawan Syiah dilaporkan telah mendaftar setelah panggilan pemimpin agama Syiah Irak Ayatollah Ali al-Sistani agar warga Irak turut serta bergabung berperang melawan ISIS.
Persatuan ulama tersebut mengatakan pemberontakan tersebut “tidak mungkin dipimpin oleh hanya satu ormas Islam,” pernyataan yang ditujukan kepada ISIS.
“Ini bukan sebuah revolusi melawan kaum Syiah. Hal ini hanya bertujuan untuk memulihkan hak-hak yang sah, “katanya, sambil menyerukan pembentukan sebuah” pemerintah persatuan nasional antara Sunni dan Syiah di Irak. ” (Arby/Dz)