Perlawanan Taliban Makin Kuat, Picu Aksi-Aksi Kekerasan

Serangan-serangan yang dilakukan para pejuang Taliban terhadap pasukan AS di Afghanistan, mencapai rekor tertinggi pada tahun ini. Aksi-aksi kekerasan yang terus meningkat, menyebabkan ratusan korban tewas di kalangan warga sipil termasuk 19 pekerja bantuan kemanusiaan.

Agency Coordinating Body for Afghan Relief (Acbar) menyatakan, aksi-aksi kekerasan itu bahkan sudah menjalar ke wilayah-wilayah awalnya situasi keamanannya stabil, sehingga memaksa lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan untuk menunda pengiriman bantuan. Penundaan bantuan itu menyebabkan kesulitan hidup bagi jutaan warga sipil Afghanistan, ditambah lagi harga-harga makanan yang terus merangkak naik.

Menurut Acbar-yang menjadi wadah bagi sekitar 100 organisasi non-pemerintah, baik lokal maupun internasional-selama satu tahun ini, jumlah serangan dari para pejuang Taliban, aksi-aksi pengeboman dan aksi kekerasan lainnya meningkat hampir 50 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Meningkatnya aksi-aksi perlawanan Taliban itu, menurut kordinator Acbar di Afghanistan Anja Debeer memberi pengaruh besar pada kerja organisasi-organisasi bantuan kemanusiaan. Selain itu, para pekerja mereka juga menjadi target ancaman dan penculikan.

"Akses ke warga di tempat-tempat yang paling membutuhkan bantuan, menjadi sangat terbatas sehingga kerja kami jadi kurang efisien dan efektif, " kata Debeer.

"Anda melihat kondisi kekeringan dan makin mahalnya harga-harga makanan, kehidupan sekitar empat juta warga sipil terancam kelaparan, jika bantuan makanan tidak segera dikirimkan, " sambungnya.

Menurut data Acbar, pada bulan Mei terjadi 463 serangan Taliban. Pada bulan Juni, meningkat menjadi 569 serangan. "Sepanjang tahun ini, dilaporkan sudah 2.500 orang tewas akibat konflik. Jumlah pastinya belum ada, dan kemungkinan angkanya bisa mencapai 1.000 orang, " demikian laporan terbaru Acbar.

Laporan itu menyebutkan, serangan-serangan udara yang dilakukan oleh pasukan internasional juga menyebabkan makin banyaknya jumlah warga sipil yang tewas.

Kehadiran pasukan asing di bawah komando AS, ternyata tidak membuat situasi Afghanistan lebih baik dibandingkan ketika Taliban masih berkuasa. Kondisi warga Muslim Afghanistan justru makin memburuk setelah invasi AS dan koalisinya. Pasukan asing sendiri makin banyak yang menjadi korban perlawanan pasukan Taliban. Perlawanan yang makin keras ini mendorong markas besar angkatan bersenjata AS di bawah komando Menteri Pertahanannya Robert Gates membuat strategi baru pertahanan militer AS.

Seperti diberitakan sebelumnya, strategi baru yang akan diterapkan departemen pertahanan AS adalah strategi yang menurut Gates ‘seimbang’ antara operasi-operasi militer dan operasi non-militer untuk membasmi apa yan disebut AS sebagai kelompok-kelompok Islam militan. (ln/aljz)