Jamaah Tabligh, komunitas Muslim di Inggris sedang bekerja keras meredam berbagai tudingan dan publisitas yang merugikan atas rencana mereka membangun masjid agung di Newham, London Timur tak jauh dari lokasi komplek penyelenggaraan Olimpiade yang akan digelar di Inggris tahun 2012.
Jamaat Tabligh menilai ketakutan publik dan informasi-informasi menyesatkan yang dipublikasikan di media-media massa tentang rencana pembangunan masjid itu, sama sekali tidak beralasan.
Sejumlah media massa di Inggris antara lain memberitakan bahwa pembangunan masjid tersebut belum mendapatkan izin. Namun pihak Jamaat Tabligh menyatakan akan menyerahkan pengajuan izin pembangunan paling cepat bulan September mendatang.
Untuk membantu meredam kampanye dan publisitas buruk terhadap rencana pembangunan masjid itu, Jamaah Tabligh bahkan sampai menyewa jasa Indigo perusahan jasa humas terkemuka di Inggris. Perusahaan ini membuat situs khusus dan membuat pernyataan yang dipublikasikan lewat situs You Tube dalam upaya meredam antipati publik terhadap rencana pembangunan masjid itu.
Salah satu media massa yang melakukan kampanye anti pembangunan masjid itu melalui email adalah tabloid Evening Standard. Sementara itu kelompok kiri British National Party dalam menggelar polling lewat internet dan mengatakan bahwa rencana pembangunan masjid itu, sejauh ini merupakan "simbol terbesar kolonisasi Islam di Inggris. "
Penasehat Dewan Kota Newham Allain Craig yang juga anggota parlemen dari Aliansi Masyarakat Kristen, juga menjadi salah seorang politisi di Inggris yang menentang pembangunan masjid agung di Newham.
Warga Muslim mengecam sikap Craig. "Craig adalah seorang pengecut dan rasis, " kata Faisal Hammad.
Warga Newham lainnya, Graham Hyde, melontarkan kecaman yang sama. "Para politisi seperti Craig bisa tega menjual ibu-ibu mereka demi beberapa baris berita di media massa, " tukas Hyde.
"Saya malu dengan cara orang ini menimbulkan perpecahan. Dia harus di pecat dari kantornya, " sambungnya, seraya menyatakan bahwa keluarganya yang non-Muslim tidak keberatan dengan rencana pembangunan masjid tersebut.
Walikota Inggris Ken Livingstone juga mengecam kampanye yang menentang pembangunan masjid itu. Ia menyatakan, kampanye itu adalah upaya untuk menimbulkan kebencian antara warga Muslim dan Non Muslim. Menurutnya, rencana pembangunan masjid di Newham merupakan tanda harmonisnya hubungan antara masyarakat beragama di Inggris.
Dalam cetak biru rencana pembangunan, masjid yang akan dibangun di atas tanah seluas 18 hektar ini, akan dilengkapi dengan fasilitas sekolah, arena bermain dan taman. Masjid agung ini diperkirakan mampu menampung 12 ribu jamaah.
Kampanye Hitam Jamaah Tabligh
Bukan hanya rencana pembangunan masjid saja yang menjadi target kampanye hitam media massa. Komunitas Jamaah Tabligh sendiri juga menjadi sasaran mereka.
Dalam artikelnya tanggal 21 Mei, surat kabar The Times menyebut Jamaah Tabligh sebagai salah satu "sekte Islam yang tertutup" dan "gerakan keagamaan ultra ortodok. " The Times mengutip informasi yang diklaim berasal dari lembaga-lembaga intelejen yang menyebut Jamaah Tabligh sebagai organisasi yang mengajarkan ekstrimisme.
Tulisan itu dibantah oleh Abbey Mills Mosque Project yang mewakili Jamaah Tabligh. Mereka menyatakan bahwa Jamaah Tabligh adalah organisasi non politik dan melaksanakan ajaran agama dengan cara damai dan terbuka.
"Untuk itu kami membantah semua tuduhan yang mengaitkan kami dengan segala bentuk terorisme, " kata juru bicara Abbey Mills Mosque Project.
Sosiolog dari Edinburgh Gerald Hewitt mengatakan, sangat mudah bagi media massa untuk melontarkan tudingan apapun pada Jamaah Tabligh, meski jamaah ini selalu berusaha menunjukkan bahwa mereka melaksanakan ajaran agamanya dengan cara damai dan secara pribadi, tidak berupaya mempengaruhi warga non-Muslim.
"Tidak bisakah orang menghormati hal ini?" tukas Hewitt.
Dalam berbagai wawancara, sejumlah pemuka umat Islam di Inggris juga membantah bahwa Jamaah Tabligh mengajarkan kekerasan dalam dakwahnya. Menurut mereka, kampanye buruk media massa terhadap Jamaah Tabligh merupakan bagian dari Islamofobia yang kini marak di Inggris. (ln/iol)