Sekitar 1.200 orang berkumpul di sebuah hotel di Los Angeles sepanjang akhir pekan kemarin. Mereka mengenakan T-Shirt bertuliskan ‘What Really Happened?’ sebuah pertanyaan yang ditujukan untuk peristiwa 11 September. Mereka adalah kelompok yang tidak percaya keterangan versi pemerintah AS tentang peristiwa Black September itu.
Penyelenggara acara pertemuan itu mengatakan, pertemuan akhir pekan kemarin merupakan pertemuan terbesar mereka yang kebanyakan meyakini teori konspirasi dalam melihat serangan 11 September di New York dan Washington. Sebagian mereka meyakini adanya kelalaian aparat pemerintah dan yang terburuk adalah sebagian meyakini bahwa peristiwa itu merupakan upaya pemerintah AS untuk mengobarkan perang dunia.
Mereka yang hadir dalam pertemuan itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari ahli fisika, ahli filsafat dan pakar terorisme yang secara terbuka mencela keterangan versi pemerintah tentang peristiwa 11 September. Dalam pertemuan tersebut, diputar DVD berjudul ‘9/11; The Great Illusion.’
Alex Jones, seorang pembawa acara talk-show radio dalam keterangan pers mengatakan,"Banyak orang-orang terkemuka yang sangat dihormati telah mengatakan bahwa banyak bukti-bukti menunjukkan bahwa 11 September adalah pekerjaan orang dalam. Ada banyak petunjuk di mana orang harus disadarkan tentang hal ini."
Jones bahkan mengatakan bahwa Presiden Bush harus dikenai impeachment dan menuding media-media mainstream lambat dalam meng-cover makin meningkatnya sikap skeptis terhadap peristiwa 11 September.
Pertemuan yang bertema ‘9/11dan Agenda Neo-Con’ ini berlangsung dua hari, diisi dengan sejumlah presentasi pemutaran video dan pemaparan oleh beberapa kelompok, termasuk kelompok Scholars for 9/11 Truth, Infowars.com dan pemaparan dari aktor Charlie Sheen.
Kebanyakan peserta pertemuan meyakini bahwa militer AS ‘meninggalkan tempat’ pada hari serangan terjadi. Mereka juga meyakini bahwa para pembajak pesawat dilatih di basis-basis militer AS dan diyakini menara kembar World Trade Center runtuh karena ledakan yang dikontrol dan sudah disiapkan sebelum gedung itu dihantam oleh pesawat yang dibajak.
Alasan-alasan yang mengemuka mengapa hal itu dilakukan oleh AS sendiri, juga beragam. Beberapa alasan menyebutkan hal itu dilakukan AS untuk kepentingan militer dan para konglomerat bisnis perminyakan AS. Alasan lainnya mengatakan, AS merancang serangan 11 September sebagai bagian dari rencana revolusi mereka untuk menciptakan tata dunia baru di bawah kepemimpinan AS.
Oleh sejumlah kritikus teori-teori yang hanya muncul di media-media terbatas baik internet, talk-show radio dan pers-pers alternatif ini, dicemooh, dianggap liar dan berlebihan. Namun polling pendapat yang dilakukan Zogby pada tahun 2004 mengindikasikan bahwa 49 persen mereka yang tinggal di New York meyakini bahwa para pemimpin AS sebenarnya sudah mengetahui rencana serangan itu dan gagal melakukan tindak pencegahan.
Komisi penyelidik resmi peristiwa 9/11 yang dibentuk pada tahun 2002 menuding aparat intelejen pemerintah sudah gagal mencegah terjadinya serangan yang menewaskan hampir 3.000 orang itu.
Hasil investigasi setebal 10.000 halaman yang dilakukan National Institut of Standards and Technology menyebutkan bahwa bahan bakar pesawat jet telah menyebabkan kebakaran yang melemahkan struktur menara kembar sehingga kedua menara itu rubuh.
Aktor Charlie Sheen pada bulan Maret dalam sejumlah wawancaranya berhasil memprovokasi lewat media agar dilakukan penyelidikan independen atas peristiwa Black September.
Webster Tarpley, pengarang’ buku 911 Synthetic Terror; Made in USA’ mengatakan, serangan-serangan yang terjadi pada hari itu merupakan contoh dari aksi terorisme yang didanai pemerintah, didisain oleh elemen-elemen CIA untuk ‘memulai perang peradaban’ lewat cara mengibarkan bendera terorisme.
Tarpley bahkan mengatakan, Washington sudah ‘dicengkeram oleh para pengidap sakit jiwa yang doyan perang’ dan telah menggunakan isu terorisme sebagai alasan untuk mengembalikan AS sebagai ‘polisi’ dunia. (ln/aljz)