ICC Memerintahkan Penangkapan Terhadap Gadhafi dan Saif Islam

Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah meminta sebuah panel terdiri dari tiga hakim untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin Libya Muammar Gaddafi, putra tertua kedua, Saif al-Islam, dan kepala intelijen, Abdullah Senussi.

Luis Moreno-Ocampo dalam sebuah konferensi pers, menjelaskan adanya bukti yang sangat kuat terhadap tiga orang telah melakukan kejahatan kemanusiaan, dan terlibat dalam genosida terhadap warga sipil Libya, pada hari Senin. Tuntutan ICC itu sebagai bentuk upaya tindakan hukum terhadap kejahatan Gadhafi, seperti halnya yang dilakukan oleh rezim Rwanda.

Ocampo menyajikan sebuah dokumen 74 halaman sebagai bukti ke pengadilan di Den Haag, Belanda, Senin. Para hakim akan memutuskan apakah akan menolak permohonan, atau meminta lebih banyak bukti, dan mengkonfirmasi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan dan menjamin masalah penangkapan internasional terhadap Gadhafi.

"Bukti menunjukkan Muammar Gaddafi memerintahkan serangan bersenjata terhadap warga sipil", kata Ocampo pada konferensi pers. "Dia melakukan kejahatan dengan tujuan melestarikan kekuasaannya", tegas Ocampo

Gaddafi, Saif al-Islam dan Abdullah Senussi melakukan mufakat secara bersama-sama untuk merencanakan tindakan kekejaman dengan menggunakan senjata, kata Ocampo.

Pasukan keamanan yang setia kepada pemerintah, menyerang warga sipil di rumah-rumah mereka, dengan menggunakan senjata berat, saat penduduk melakukan prosesi pemakaman, dan menempatkan para penembak jitu untuk menembak orang-orang yang sedang mengantarkan jenazah, dan bahkan ketika mereka meninggalkan shalat di masjid, katanya.

Ocampo dijelaskan Saif al-Islam sebagai "perdana menteri de facto" Gaddafi dan Senussi sebagai "tangan kanan" dan "algojo".

"ICC telah mengumpulkan bukti langsung tentang perintah yang dikeluarkan oleh Muammar Gaddafi sendiri, bukti langsung dari Saif al-Islam mengatur rekrutmen tentara bayaran, dan bukti langsung dari keterlibatan Senussi dalam serangan terhadap demonstran," kata Ocampo.

Di New York Human Rights Watch, mengatakan permintaan untuk surat perintah penangkapan "adalah lonceng peringatan kepada orang lain di Libya bahwa kejahatan berat ada akan dihukum". (mh/aljz)