Peringatan dari Pemimpin Islam, Menyusul Insiden Pelecehan Quran di Yunani

Pemimpin umat Islam di Yunani memberi peringatan kepada pihak yang berwenang terhadap protes yang berakhir dengan kekerasan setelah kejadian di mana seorang polisi dilaporkan telah melecehkan Al-Quran.

"Bagaimana anda bisa mengontrol anak muda Afghan yang sangat marah yang menginginkan mati atas nama Allah?" tanya Naim Al-Ghandour – presiden dari Persatuan Muslim Yunani.

Peringatan Al-Ghandour ini menyusul demonstrasi yang dilakukan umat Islam Yunani memprotes atas kejadian perusakan Al-Quran dan dugaan percobaan pembakaran masjid yang dilakukan oleh aktivis kanan.

Imigran muslim di Yunani merencanakan demonstrasi lanjutan dalam minggu ini dan akan memusatkan aksi besar-besaran mereka di pusat kota Athena pada Jumat nanti, di mana mereka akan bergabung dengan kelompok-kelompok imigran dan organisasi-organisasi HAM.

Minggu sebelumnya demonstrasi serupa mengakibatkan terjadinya bentrokan dengan aparat kepolisian, 14 orang terluka dan puluhan kendaraan rusak serta 46 orang ditahan oleh aparat, menurut AP.

Para pemimpin umat Islam di Yunani menyerukan supaya umat Islam menahan diri dari aksi kekerasan, dan saat ini mereka sedang mendesak aparat kepolisian untuk meminta maaf secara resmi atas tindakan yang telah mereka lakukan.

"Hal ini menimbulkan kebencian di sebuah negara yang tidak memiliki reputasi di Arab dan masyarakat Islam dunia menjadi musuh bersama," kata Al-Ghandour.

Polisi anti hura-hara biasanya diturunkan untuk menghadapi demonstrasi anarkis yang dilakukan oleh kelompok sayap kiri dan kanan di Yunani, namun pada saat umat islam berdemonstrasi polisi dengan segera menempatkan penjagaan penuh di lingkungan yang didiami warga imigran Yunani yang diperkirakan ada sekitar 1 juta orang.(fq/wt)