Hamas mengingatkan rezim Zionis Israel untuk tidak coba-coba melanggar kesepakatan gencatan senjata. Jika Israel melakukan pelanggaran, Hamas mengancam akan melakukan serangan balik terhadap Israel.
Sayap militer Hamas Brigade Izzudin al-Qassam Kamis (19/6) juga menyatakan akan memegang teguh komitmen gencatan senjata itu asalkan rezim Zionis tidak melakukan pelanggaran dan menghentikan agresinya terhadap rakyat Palestina serta mencabut semua embargo terhadap wilayah Jalur Ghaza.
Meski demikian, para pejuang Palestina itu tetap akan menawan Gilad Shalit, prajurit Israel yang sudah hampir dua tahun ini menjadi tawanan mereka. Karena yang mereka inginkan untuk pembebasan Shalit adalah pembebasan warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel.
"Gilad Shalit, prajurit Israel yang kami tawan tidak akan dibebaskan sebelum rakyat kami di penjara-penjara Israel dibebaskan pula, " demikian pernyataan Brigade Izzudin al-Qassam.
Sementara di Israel, orangtua Gilad Shalit mengancam akan mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintah Israel karena menyetujui kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, tanpa memberikan jaminan puteranya akan dibebaskan.
Noam Shalit menyatakan sudah menyampaikan ungkapan kekecewaannya pada pejabat pemerintah Israel dan mengatakan bahwa pemerintahnya telah gagal menangani kasus penawanan puteranya oleh pejuang Palestina.
Dalam wawancara dengan Haaretz, Noam Shalit menuding PM Ehud Olmert telah melanggar komitmennya sendiri dan tidak sensitif dengan masalah prajurit-prajurit Israel yang ditawan para pejuang Palestina.
Di sisi lain para analis di Palestina mengungkapkan kekhawatirannya, bahwa kesepakatan gencatan senjata ini justru akan membuat Israel makin memperluas pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Karena kesepakatan itu hanya berlaku untuk wilayah Jalur Ghaza dan Israel menolak kesepakan gencatan senjata diperluas ke Tepi Barat.
Analis Timur Tengah di stasiun televisi al-Jazeera Lamis Andoni berpendapat, Hamas terpaksa menerima kesepakatan itu untuk melonggarkan blokade Israel di Ghaza dan meringankan penderitaan warga Ghaza.
"Tapi pertanyaannya, bagaimana jika Israel melakukan operasi militer di Tepi Barat yang menyebabkan terbunuhnya warga Palestina? Ini akan menjadi situasi yang sulit. Karena para pejuang di Ghaza pasti akan terprovokasi untuk melakukan serangan balasan ke pos-pos Israel, " papar Andoni. (ln/presstv/aljz)