Peringatan 28 tahun Revolusi Iran, dijadikan momen bagi Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad untuk meyakinkan rakyatnya tentang pentingnya program nuklir Iran. Dalam pidatonya, Ahmadinejad bersumpah untuk tetap melanjutkan program nuklir negaranya sesuai aturan internasional.
Ribuan rakyat Iran berkumpul di lapangan Azadi, di ibukota Iran, Teheran Minggu (11/2) untuk mendengarkan pidato Ahmadinejad. Gedung-gedung publik, masjid-masjid, jalan-jalan dipasangi bendera, lampu-lampu dan foto-foto tokoh pelopor Revolusi Islam Iran tahun 1979, Ayatullah Ruhollah Khomenei dan penerusnya, pemimpin besar Ayatullah Ali Khamenei. Revolusi Islam Iran menandai jatuhnya pemerintahan Shah Reza Pahlevi dukungan AS dan naiknya kembali ulama-ulama Syiah dalam kepemimpinan negeri itu.
Dalam pidatonya yang disiarkan stasiun televisi nasional Iran, Ahmadinejad menegaskan bahwa berdasarkan hukum, Iran berhak untuk membangun teknologi nuklir yang diperuntukan sebagai salah satu sumber energi.
"Bangsa Iran akan melanjutkan program nuklirnya dalam kerangka aturan-aturan internasional dan badan energi atom internasional-IAEA. Kami siap untuk melakukan negosiasi, tapi tidak jika untuk menghentikan aktivitas nuklir kita, " ujar Ahmadinejad.
Ia juga mengatakan, sangsi internasional tidak akan menyengsarakan Iran dan akan sangat memalukan jika Iran menghentikan program nuklirnya.
Para pejabat pemerintah Iran juga menyerukan agar peringatan 28 tahun Revolusi Iran ini menjadi momen bagi rakyat Irak untuk menunjukkan persatuan mereka dalam menghadapi tekanan Barat.
Seruan itu disambut rakyat Irak. "Saya sangat bangga dengan prestasi Iran dalam program nuklirnya. Teknologi nuklir adalah hak kita, " kata Ibrahim Ahmadizadeh, yang bekerja sebagai pegawai negeri.
Televisi nasional Irak menayangkan kumpulan massa yang ikut merayakan peringatan 28 tahun Revolusi Islam Iran, bukan hanya di Teheran tapi juga di kota-kota lain. Banyak di antara massa yang membentangkan spanduk-spanduk berbunyi, "Teknologi Nuklir adalah Hak Kami. "
Kemajuan Program Nuklir Iran
Sejauh ini Iran sudah mampu mengelola 164 mesin-mesin pengayaan uraniumnya di instalasi nuklir bawah tanahnya di Natanz dan Iran rencananya akan melakukan pengayaan sampai mencapai skala industri.
Dalam pernyataannya, Ahmadinejad mengatakan bahwa Iran kemungkinan akan menginstal 1. 300 mesin pengayaan uraniumnya di instalasi nuklir Natanz dan tidak akan mempedulikan sangsi Dewan Keamanan PBB yang meminta Iran menghentikan pengayaan uraniumnya.
Sementara itu, para diplomat Barat menyatakan bahwa sejumlah negara-negara Eropa mulai menunjukkan sikap kompromi terhadap program nuklir Iran.
Negara-negara Eropa itu mengajukan proposal yang memberi lampu hijau bagi Iran untuk melanjutkan penambahan infrastruktur untuk keperluan pengayaan uraniumnya, kecuali untuk pengayaan uranium hexaflouride (UF6).
Tapi sejumlah diplomat Barat mengatakan bahwa AS dan Inggris kemungkinan tidak akan menyetujui proposal itu. Karena AS dan Inggris tetap pada ketakutannya bahwa Iran, lewat program nuklirnya, akan membuat senjata-senjata nuklir.
Iran Siap Hadapi AS
Di tempat terpisah, kantor berita Mehr, mengutip pernyataan seorang anggota Garda Revolusi Iran yang menyatakan bahwa Iran telah membuat semacam peralatan canggih yang mampu menyerang kapal-kapal angkatan laut AS dan mengusir kapal-kapal itu dari kawasan Teluk.
"Kami sudah membuat ‘burung-burung’ tanpa awak yang bisa melakukan operasi bunuh diri terhadap kapal-kapal angkatan laut AS, dan jika perlu, mempermalukan dan mengusir mereka dari Teluk, " kata Ali Shoushtari, deputi komandan pasukan Garda Revolusi.
"Amerika tahu jika mereka melawan sistem Islam, mereka tidak akan aman baik di Teluk maupun di rumah mereka, " sambung Ali.
Pernyataan tersebut juga ditegaskan oleh pemimpin spiritual Iran Ayatullah Ali Khamenei, hari Selasa pekan kemarin. Ia menegaskan bahwa jika AS berani menyerang Iran, Iran akan membalasnya dengan menghancurkan semua kepentingan-kepentingan AS di seluruh dunia.
Menanggapi ancaman Iran, Gedung Putih mengatakan bahwa mereka tidak punya niat menyerang Iran. Meski faktanya, pemerintahan Bush sudah menempatkan sejumlah kapal induknya di kawasan Teluk. (ln/aljz)