Surat kabar Financial Times menerbitkan sebuah analisis yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh tentara Irak, dimana terungkap terakhir kali bahwa kamp Saqlawiyah telah jatuh ke tangan para pejuang ISIS.
Surat kabar ini mengngkapkan bahwa saqlawiyah telah mengguncang para politisi dan pejabat keamanan Irak dan Amerika, dan membuktikan kegagalan strategi mereka dalam menghadapi pejuang Negara Islam.
Surat kabar ini juga menekankan bahwa perdana Menteri Irak, haidar al-Abadi, mengakui tentang kehancuran total yang diderita oleh pasukan Irak dan sangat perlu untuk dilakukan pembangunan kembali institusi keamanan.
Dari hal ini kemudian tersebar kabar bahwa relawan Syiah akan bergabung dengan angkatan darat. Surat kabar ini juga memandang bahwa Irak sedang berpacu dengan waktu, Irak harus membangun kembali melengkapi dan merehabilitasi pasukannya sebelum ISIS bergerak lebih jauh. Disaat yang sama pasukan Irak juga harus melindungi warga sipil dari bom mobil dan hal lainnya yang akan mengancam keselamatan warga.
Dalam konteks yang sama, Jawad al-Boulani, mantan Menteri Dalam Negeri, mengatakan, “kami tidak bisa melawan dan merekonstruksi pada waktu yang bersamaan. Kita perlu waktu untuk membangun kembali Institusi kita…..maka sangat penting untuk memiliki dukungan International, karena kita tidak mungkin bisa melakukan pembangunan dibawah tekanan “terorisme”. (hrr/im)
