Perbatasan Turki-Irak Tegang, Militer Turki Serang Wilayah Kurdi

Situasi di perbatasan Turki dan Irak-khususnya di wilayah otonomi yang didiami warga Kurdi Irak-makin tegang setelah pasukan militer Turki menembakkan sejumlah bom ke wilayah itu.

Ketegangan itu terjadi meski pemerintah Turki masih menunggu hasil voting parlemen negara itu, untuk memberikan persetujuan atas serangan darat militer Turki dalam menghadapi para pejuang Kurdi di perbatasan dengan negara Irak.

Menurut pemerintah Turki mengatakan, Partai Buruh Kurdistan (PKK) telah memanfaatkan basis-basisnya di perbatasan telah melakukan serangan ke wilayah Turki pekan kemarin, yang menyebabkan 15 tentara Turki tewas.

Untuk itu pemerintah Turki mengajukan draft undang-undang yang akan menjadi dasar hukum operasi militer Turki ke wilayah Kurdi di utara Irak, yang bisa dilakukan kapan saja. Draft undang-undang itu rencananya akan diserahkan ke parlemen pada Senin (15/10) setelah rapat kabinet pemerintah Turki.

Namun sebelum parlemen menyetujuinya, Turki sudah mengerahkan puluhan ribu pasukannya ke perbatasan dan melepaskan beberapa kali tembakan mortir.

Seorang pejabat Irak mengakui adanya serangan yang dilakukan dari wilayah Turki pada Sabtu (13/10) sekitar pukul 10. 00 malam waktu setempat. “Serangan itu terjadi secara sporadic, ” kata pejabat Irak yang tak mau disebut namanya.

Sejumlah warga yang tinggal di perbatasan Turki-Irak mengatakan bahwa mereka mendengar adanya suara ledakan, sehingga membuat mereka tidak bisa tidur nyenyak.

Pemerintah Turki, AS dan Uni Eropa selama ini menetapkan PKK sebagai kelompok teroris, setelah PKK mulai memperjuangkan kemerdekaannya atas Turki pada tahun 1984, yang menyebabkan lebih dari 37. 000 orang tewas dalam konflik tersebut.

Sementara itu, menghadapi serangan dari Turki, sayap militer PKK Murat Karayilan mengancam, pasukan Turki akan menghadapi perlawanan yang dahsyat jika pasukannya berani melewati perbatasan kedua negara.

Karayilan menegaskan kembali bahwa warga Kurdi Irak tidak akan memberikan dukungan pada militer Turki. “Jika Turki yang memulai serangan, kami akan mengubah public opini di Turki lewat jalur politik, hak-hak sipil dan perang dengan senjata (ln/aljz)