Rangkaian perang sengit terjadi di selatan Afghanistan. Peperangan yang melibatkan kelompok bersenjata Thaliban dan tentara Afghanistan dukungan militer asing itu menewaskan lebih dari 250 orang. Inilah peperangan terburuk yang memakan korban paling banyak sejak runtuhnya rezim Thaliban akhir 2001.
Jubir pasukan koalisi yang dipimpin AS di Afghanistan mengatakan, sejumlah pesawat milik mereka berhasil menyerang markas kelompok Thaliban pada hari Senin (22/5) dan berhasil membunuh kurang lebih 50 orang bersenjata. Serangan itu terjadi di wilayah Nagawai Selatan Kandahar. Mayor Scott Lundy mengatakan, “Kami yakin 50 orang dari kelompok bersenjata Thaliban kemungkinan besar telah terbunuh.” Tapi sejumlah informasi lain dari media massa Inggris menyampaikan perkataan saksi mata, “Ada puluhan orang sipil yang turut menjadi korban dan terluka hebat dalam serangan itu.”
Bukan hanya itu, kantor berita Perancis menyebutkan ada puluhan warga sipil dari kampung Azizi yang letaknya 35 km sisi barat Kandahar dilarikan ke rumah sakit setelah kedapatan meninggal atau terluka parah akibat serangan tersebut. Serangan itu disebutkan berlangsung sejak pertengahan malam hingga beberapa jam pada Senin pagi.
Sejumlah sumber Afghanistan menyebutkan sampai hari Ahad kemarin, lebih dari 200 orang tewas dalam peperangan beberapa hari terakhir. Korban sangat besar ini menurutnya belum pernah terjadi sejak tahun 2001. Sementara korban terbanyak adalah kelompok Thaliban yang jumlahnya lebih dari 160-an orang, lebih dari 30-an orang tentara, polisi, dan penduduk sipil Afghanistan. (na-str/iol)