Perang Memanas, Ribuan Penduduk Keluar Mogadishu

Hingga kini pertempuran di sekitar ibukota Mogadishu Somalia masih berkecamuk, banyak dari warga yang kemudian mengungsikan diri keluar dari ibukota.

Senin kemarin diberitakan, perang cukup sangit telah terjadi di kawasan Istana Kepresidenan dan jumlah korban tewas mencapai angka 70 orang.

Pihak pemerintah Somalia sendiri menduga kuat bahwa serangan yang dilakukan pihak oposisi mendapat dukungan penuh dari pihak asing.

Adapun jumlah warga Mogadishu yang menjadi pengungsi bedasarkan laporan ELMAN -sebuah organisasi HAM lokal Somalia- adalah sebanyak 5.200 orang. Ali Syeikh Yasin, selaku direktur dari organisasi tersebut dalam jumpa persnya mengatakan, total keseluruhan warga Somalia yang mengungsi sejak Sabtu lalu sebanyak 17.200 orang. Para penduduk yang berada di Utara Mogadishu kini terlihat berusaha keluar dari ibukota dengan membawa anak-anak mereka dan barang seadanya menumpang truk-truk pengangkut barang.

Perang saudara yang terjadi ini mempertemukan dua kekuatan; pihak penyerang berasal dari kelompok Syabab Mujahidin dan Hizb Islami sedangkan pihak bertahan adalah kubu Mahakim Islamiyah yang mendukung pemerintah Somalia yang dipimpin Syeikh Syarif Ahmad, yang diperkuat juga oleh satuan kepolisian dan tentara Somalia.

Dengan meningkatnya esakalasi serangan, Presiden Somalia, Syeikh Syarif meminta para penyerang untuk menghentikan serangan mereka, dirinya pun tak bosan-bosannya mengajak kembali pihak oposisi menyelesaikan permasalahan melalui meja perundingan. Syarif mengatakan pemerintahannya siap untuk melakukan kesepakatan dengan kelompok oposisi.

Sehari sebelumnya, Syeikh Syarif dalam sebuah jumpa pers menyebut adanya keterlibatan pihak asing dan beberapa kelompok di Somalia yang tidak menginginkan perdamaian. Namun Syeikh Syarif tidak menjelaskan lebih detail siapa mereka dan negara asing mana yang berkepentingan merusak ketentraman di Somalia.

Sedangkan kantor berita Reuters menuliskan, pihak PBB telah mempublikasiakan nama-nama negara yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan embargo senjata atas Somalia. Diantara nama negara yang disebut PBB itu adalah Eritrea, Ethiopia, Saudi Arabia, Qatar dan beberapa negara Teluk lainnya. (alj/sn)