Perang ‘palsu’ melawan teror, yang telah menjadi dasar bagi ideologi rasisme, terkait erat dengan kebijakan-kebijakan partai yang berkuasa di negara-negara yang bersangkutan, kata seorang penulis dan analis politik.
"Perang melawan teror telah menjadi dasar bagi ideologi rasisme, Islamofobia, dan iklim represi masif," kata Ralph Schoenman kepada Press TV dalam sebuah wawancara.
Pemerintah Eropa telah memberi andil ketakutan terhadap Islam melalui langkah-langkah seperti melarang cadar di jalanan, yang bertujuan memenuhi tuntutan mayoritas non-muslim yang khawatir meningkatnya populasi Muslim di benua tersebut.
Penulis menambahkan bahwa iklim tersebut sengaja diciptakan oleh perang melawan teror palsu dan Islamophobia itu sendiri.
Ia merujuk ke perilaku melalui agama terbesar kedua di dunia sebagai sebuah gerakan fasis dan menjelaskan bagaimana mereka terbentuk.
"Gerakan-gerakan fasis tidak muncul dalam ruang hampa … mereka terkait erat dengan politik resmi dari partai yang berkuasa dan badan pemerintah di negara-negara yang bersangkutan. "
Belgia melarang cadar Islam, di mana pihak berwenang menyatakan hal itu perlu dilakukan untuk alasan keamanan. Prancis, yang merupakan rumah bagi populasi Muslim terbesar di Eropa Barat, memiliki hukum yang sama, dan Swiss telah melarang menara masjid baru.
Di Rusia, dinding sebuah masjid di kota Berezovsky dirusak dengan grafiti yang tertulis "Rusia untuk Rusia!" menurut situs Islamnews.ru.(fq/prtv)