Perang kota telah pecah di Gaza. Perang di jalan-jalan, dari gedung ke gedung , dan rumah ke rumah terjadi di kota Gaza. 11 tentara Israel luka akibat serangan Hamas.
Pertempuran semakin berkecamuk di balik-balik gedung dan rumah. Sepanjang malam tembakan senjata, artileri, dan tembakan rudal serta missil, tanpa henti. Perang ini yang paling hebat.
Para pejuang Hamas dan Mujahidin berusaha menghadapi serangan dan ovensif tentara Israel yang mencoba masuk kota Gaza, sampai menjelang dini hari.
Diberitakan, 22 tentara Israel terluka, akibat terkena reruntuhan gedung yang diledakkan oleh pejuang Hamas, dan 6 tentara Israel lainnya mengalami cedera, juga akibat rumah yang ambruk, terkena tembakan senjata anti tank pejuang Hamas. Pertempuran yang berkecamuk sangat hebat itu, memaksa tentara Israel, mengurungkan ovensifnya masuk lebih dalam ke kota Gaza.
Dengan terus bertambahnya jumlah korban di fihak tentara Israel, yang berada di Gaza, menyebabkan sejumlah pemimpin senior militer Israel, dan Menhan Ehud Barak, menginginkan segera mengakhiri perang yang dahsyat di Gaza. Para pemimpin militer Israel, bahwa para pejuang Hamas mendapatkan pasokan senjata dari Mesir, yang mereka selundupkan melalui terowongan-terowongan yang dibangun para pejuang Hamas. Militer Israel, mengklaim telah menghancurkanu70% terowongan yang ada di Rafah, melalui serangan udara, yang menggunakan ‘bom’ penghancur bunker-bunker, yang mereka gunakan melalui serangan udara. Para pemimpin militer juga yakin berhasil menghancurkan tempat-tempat strategis yang menjadi pusat kegiatan Hamas.
Perang yang sudah berlangsung selama 20 hari itu, hanyalah menghancurkan bangunan-bangunan, dan infrastruktur yang ada, dan belum mampu mengakhiri kemampuan militer yang dimiliki Hamas. Meskipun demikian, para pemimpin Israel merasa cukup puas dengan kehancuran yang sekarang terjadi di Gaza. “Memerlukan waktu yang lama, bertahun-tahun Hamas untuk dapat memulihkan kekuatannya”, ujar seorang pejabat militer Israel.
Sekarang tentara Israel menghadapi serangan baru dengan ‘bom bunuh diri’, yang mulai dipraktekan dalam perang di Gaza. Di dekat kamp Shati, dua orang Palestina meledakkan dirinya di dekat kerumunan pasukan Israel, tidak disebutkan jumlah korban akibat bom itu. Perang yang berkecamuk di Gaza, terus memakan korban baru bagi tentara Israel, jadi bukan hanya muslim Palestina yang menjadi korban, tentara Israel pun menjadi korban perang. Mereka harus merasakan seperti yang dialami muslim Palestina yang mereka bunuhi secara brutal. (M/Hrtz)