Perancis telah mengusir seorang imam asal Tunisia yang dituduh menyebarkan pandangan anti-Semit dan merendahkan perempuan di masjid Paris.
Kementerian dalam negeri Perancis mengatakan Muhammad Hammami, 77 tahun, bersalah karena “secara sengaja melakukan provokasi berulang dan tidak bisa diterima”.
Dia ditangkap di rumahnya dan diterbangkan langsung ke ibukota Tunis, meskipun ia telah tinggal di Perancis selama sebagian besar hidupnya.
Langkah ini datang pada saat Presiden Israel Benyamin Netanyahu sedang mengunjungi Perancis.
Netanyahu dijadwalkan akan mengunjungi sekolah Yahudi di Toulouse di mana seorang guru dan tiga anak dibunuh awal tahun ini oleh Mohamed Merah.
Para pejabat ePrancis mengatakan bahwa Hammami sering membuat pidato yang dianggap anti-Semit dan menyerukan “jihad” dari mimbar di Masjid Omar.
Dia juga dilaporkan menyerukan istri yang berzinah untuk dicambuk sampai mati dan dirinya juga dianggap membela kekerasan terhadap perempuan.
Menteri Dalam Negeri Manuel Valls mengatakan kepada wartawan: “Kami memutuskan tanpa kompromi untuk melawan semua orang yang mengucapkan pidato kebencian terhadap Republik dan nilai-nilai kami.”
Pengkhotbah, yang asetnya telah dibekukan oleh pemerintah pada bulan Mei lalu, membantah semua tuduhan terhadap dirinya.
Pihak berwenang Perancis sendiri telah mengusir sejumlah imam Muslim dalam beberapa tahun terakhir karena dianggap mempromosikan sentimen anti-Barat.(fq/bbc)