Macron telah mengkritik mereka yang dia sebut sebagai “Islamis” dan membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad. Ini terjadi setelah seorang guru bahasa Prancis dipenggal di dekat Paris setelah dia menunjukkan kartun Nabi selama kelas tentang kebebasan berbicara. Macron mengatakan guru yang terbunuh itu adalah korban serangan teroris Islam.
“Kami tidak akan melepaskan kartun,” ujarnya dalam upacara untuk menghormati guru pekan lalu. “Dia dibunuh karena Islamis menginginkan masa depan kita, mereka tidak akan pernah memilikinya,” ujarnya menambahkan.
Insiden tersebut telah memicu perdebatan tentang menghormati agama dan mendorong banyak pemimpin di dunia Islam untuk mengutuk kejahatan tersebut tetapi menekankan pentingnya menghormati para nabi. Ada beberapa kampanye media sosial di negara-negara Muslim yang menyerukan pemboikotan produk Prancis.
Perusahaan ritel Kuwait telah menarik produk Prancis untuk diboikot. Serikat Non-pemerintah dari Masyarakat Koperasi Konsumen, yang mengelompokkan lebih dari 70 perusahaan, mengeluarkan arahan boikot dalam surat edaran 23 Oktober.
Beberapa koperasi yang dikunjungi oleh Reuters pada akhir pekan telah membersihkan rak barang seperti produk rambut dan kecantikan yang dibuat oleh perusahaan Prancis. Organisasi Kerja Sama Islam juga mengecam pembunuhan brutal yang telah mengguncang Prancis. OKI juga mengkritik pembenaran untuk pelecehan berbasis penistaan terhadap agama apa pun atas nama kebebasan berekspresi. (*)