Perancis mengakui bahwa mereka telah mengadakan kontak dengan faksi pejuang Palestina, Hamas. Namun Menlu Perancis Bernard Kouchner pada Radio Europe 1 menolak jika kontak itu diartikan bahwa Perancis telah menjalin hubungan dengan Hamas.
"Tidak ada hubungan, yang ada hanya kontak. Sulit untuk membantah adanya kontak itu, karena pihak yang punya hubungan dengan Hamas telah mengungkapkan adanya kontak ini, " kata Kouchner pada Senin (19/5).
Sebelumnya Le Figaro memberitakan bahwa pensiunan diplomat Perancis yang pernah bertugas sebagai dutabesar di Irak, Yves Aubin de Messuziere melakukan pertemuan dengan sejumlah pimpinan Hamas termasuk perdana menteri Hamas yang diberhentikan oleh Presiden Mahmud Abbas, Ismail Haniyah.
Menurut Messuziere, para pimpinan Hamas yang ditemuinya menyatakan menerima jika negara Palestina didirikan berdasarkan perbatasan sebelum Perang 1967. "Mereka juga mengatakan siap menghentikan serangan bom bunuh diri, dan yang mengejutkan saya, para pimpinan Hamas mengatakan mengakui legitimasi Mahmud Abbas, " kata Messuziere.
Menlu Kouchner menilai pembicaraan dengan Hamas sangat esensial bagi kepentingan diplomasi Perancis di Timur Tengah. Perancis yang selama ini dikenal sekutu dekat AS, nampaknya tidak peduli jika sekutunya yang sangat membenci Hamas itu marah jika tahu Perancis melakukan kontak dengan Hamas. "Kami bukan satu-satunya yang melakukan kontak dengan mereka, " kata Kouchner membela diri.
Kouchner menyatakan, jika Perancis ingin memainkan peran maka harus bisa melakukan kontak dengan Hamas dan Perancis ingin para utusannya bisa menembus wilayah Ghaza.
Dalam kunjungannya ke Israel belum lama ini, Kouchner menawarkan mediasi bagi kesepakatan gencatang senjata antara Israe dan Hamas. Ia juga mendesak Israel agar membuka perbatasan-perbatasan di Ghaza yang sudah berbulan-bulan ditutup sehingga menimbulkan krisis kemanusiaan bagi warga Palestina.
Juru bicara Hamas Sam Abu Zuhri pada AFP mengakui bahwa Hamas telah melakukan kontak dengan sejumlah pejabat dari negara-negara Uni Eropa termasuk Perancis. Namun ia tidak menjelaskan hasil pembicaraan itu. (ln/iol)