Timur Tengah menjadi ‘epicentrum’ (pusat) perubahan global. Karena Timur Tengah menjadi urat nadi kehidupan Barat, dan Barat bergantung kepada Timur Tengah yang kaya minyak. Selama ini rezim-rezim di Timur Tengah menjadi sekutu AS, dan berubah akibat revolusi. Ada kekawatiran akibat perubahan yang ada sekarang ini, AS akan kehilangan pengaruhnya. Termasuk penanganan terorisme.
John McLaughlin, mantan Deputi Direktur dan Pejabat Direktur Badan Intelijen Pusat AS, mengatakan bahwa CIA memiliki peranan baru yang penting di Timur Tengah, mengubah aparat keamanan nasional yang repressif dari negara-negara yang menganut sistem yang diktator dan otokratis, seperti Mesir menjadi rezim yang lebih terbuka, akuntabel dan transparan.
McLaughlin mengacu pada pengalamannya di Eropa Timur selama berlangsungnya proses perubahan, dan ambruknya rezim komunis yang sangat repressif dan otokratis seperti Uni Soviet. McLauglin menjelaskan bagaimana terjadinya transfomasi dari rezim yang mengandalkan sistem "otokratis dan diktator bisa menjadi rezim yang lebih transparan, pluralis dan demokratis.
Amar C. Bakshi : Apakah Gadhafi memiliki senjata kimia atau senjata biologis yang kita perlu kita khawatirkan dalam perang saudara di Libya sekarang ini?
John McLaughlin : Saya sangat terkejut jika Gadhafi memiliki senjata biologi, atau komponen bahan nuklir dan senjata kimia. Itu sangat serius. Gadhafi dilaporkan memiliki beberapa gas mustard yang tidak seluruhnya hancur, tapi saya yakin akan sulit bagi Gadhafi menggunakannya secara efektif.
Amar C.Bakshi : Apakah Anda khawatir mungkin Gadhafi mensponsori terorisme?
John McLaughlin :Jika Gadhafi bertahan hidup dan tetap berkuasa, serta berhasil untuk melakukan konsolidasi kekuasaannya di beberapa bagian negara Libya atau di seluruh Libya, saya akan sangat khawatir. Saya berharap Gadhafi untuk mencontoh Barat dalam menangani teroris, dan telah berpengalaman selama periode ini.
Amar C. Bakshi : Apakah terlibat CIA dalam konflik di Libya?
John McLaughlin : Saya tidak dapat membaca lagi lalu lintas informasi CIA. Namun berdasarkan pengalaman saya di sana, saya mengatakan bahwa sebelum kejadian sekarang, kita menyaksikan CIA mungkin memiliki pemahaman yang cukup baik dari struktur suku di Libya dan memiliki kekuasaan yang relatif sama dalam struktur negara. Selama timbulnya konflik, saya sangat kawatir jika CIA tidak memiliki wawasan yang cukup baik terhadap para pemimpin oposisi dan kelompoknya.
Amar C.Bakshi : Haruskah kita secara aktif mempersenjatai oposisi?
John McLughlin : Menjelaskan tindakan rahasia adalah sulit bagi seorang mantan pejabat CIA. Pendapat pribadi saya adalah terlalu cepat untuk mempersenjatai mereka. Saya duga CIA masih mengumpulkan informasi tentang kekuatan oposisi, orientasi dan kemampuannya.
Amar C.Bakshi : Anda bekerja secara luas di Eropa, Rusia, dan Eurasia sebelum dan setelah jatuhnya Tembok Berlin. Pelajaran apa yang menarik anda dari pengalaman menganalisis Timur Tengah hari ini?
John McLuaghlin : Di mana situasi yang sangat mirip adalah sama seperti negara-negara Eropa Timur yang pada dasarnya negara menjadi bagian keamanan nasional, begitu banyak negara Timur Tengah bahwa dinas intelijen mempunyai peranan yang sangat besar. Mirip. Negara hanya menjadi bagian dari sistem keamanan nasional. Polisi, tentara, intelijen menjadi alat kekuasaan rezim. Dalam beberapa kasus, mereka adalah alat kekuasaan yang memiliki peranan yang sangat dominan.
Sama seperti di Eropa Timur. Negara harus membuat transisi dari sebuah model baru, di mana sebelumnya rakyat selalu diawasi secara ketat – dengan pembatasan privasi, banyak campur tangan negara ke dalam kehidupan pribadi, pelanggaran hak asasi oleh aparat keamanan nasional – semua itu benar-benar terjadi di banyak negara Timur Tengah.
Rezim baru paradigmanya harus berubah dari negara yang menjadi bagian keamanan nasional, harus berubah menjadi negara yang menganut sistem sipil, yang menganut sistem yang terbuka dengan lembaga demokrasi yang memiliki akuntabilitas.
AS memiliki kerjasama keamanan yang erat dengan Presiden Ali Abdullah Saleh di Yaman dan dengan Mubarak di Mesir. Karena tuntutan rakyatnya – Presiden Ali Abdullah Saleh dituntut meninggalkann kekuasaannya – apakah secara signifikan akan mengurangi kerjasama kontra terorisme?
Sekarang, justru muncul adanya kekuatan baru yang mempunyai afiliasi dengan kelompok menengah – yang sangat mengkhawatirkan saat ini. Karena mereka tidak berada di bawah kendali tandzim Al Qaeda di Timur Tengah. Ini model afiliasi baru yang paling berbahaya bagi AS.
Lihat peran Anwar Al-Awlaki merangsang pelaku bom bunuh diri pada Natal tahun 2009, dan menginspirasi Hasan Nidal yang menewaskan 13 tentara di Fort Hood. Sekalipun tidak memiliki afiliasi langsung, tetapi mereka ini bagian dari gerakan yang paling kuat dalam penentuan serangan ke AS. (mh/tm)