Parlemen Inggris dibuat berang oleh pernyataan PM Inggris Gordon Brown yang mengatakan bahwa penyelidikan atas keterlibatan Inggris dalam invasi AS ke Irak akan dilakukan secara tertutup. Sejumlah anggota majelis rendah di parlemen menuding Brown ingin menutup-nutupi kesalahan Inggris dalam invasi itu.
Pemerintahan Brown berjanji akan melakukan penyelidikan atas keterlibatan Inggris dalam invasi AS ke Irak tahun 2003, karena tekanan yang kuat dari publik, kelompok-kelompok oposisi dan anggota dari Partai Buruh sendiri yang sekarang memegang kekuasan di pemerintahan Inggris.
Para politisi dan keluarga tentara Inggris yang tewas dalam perang di Irak menuntut pemerintahan Brown melakukan penyelidikan secara terbuka. Lindsey German dari organisasi Stop the War Coalition yang rajin menggelar aksi protes mengatakan, tidak ada alasan bagi pemerintah Inggris untuk tidak melakukan penyelidikan secara terbuka.
"Jika penyelidikan dilakukan oleh sebuah dewan yang dirahasiakan, penyelidikan itu tidak murni lagi dan tidak independe," kata Lindsey.
"Kita harus melakukan investigasi dan mengajukan banyak pertanyaan apa yang dibahas Tony Blair (mantan perdana menteri Inggris) dan George Bush (mantan presiden AS) dalam pertemuan mereka di peternakan milik Bush di Crawford, Texas, setahun sebelum mereka membawa kita pada peperangan itu," ujar Lindsey.
Ia menyatakan, rakyat harus tahu mengapa Blair dan Bush mempercayai laporan-laporan yang kemudian diketahui salah, karena ternyata tidak ada senjata pemusnah massal di Irak. "Rakyat juga harus tahu mengapa Blair berpikir ia boleh mengabaikan opini publik Inggris yang menyatakan menentang perang itu," sambung Lindsey.
Salah seorang orang tua tentara Inggris yang tewas menyatakan, ia hanya menginginkan penjelasan atas pertanyaan sederhana, mengapa Inggris harus terlibat dalam invasi AS ke Irak. "Keluarga saya dan keluarga lainnya yang kehilangan orang-orang yang dicintainya, hanya ingin jawaban sederhana dari sebuah pertanyaan yang sederhana, mengapa harus duluan yang berangkat ke Irak," kata Rose Gentle. Gentle kehilangan puteranya bernama Gordon yang masih berusia 19 tahun dalam tugasnya di Irak tahun 2004.
Pemimpin partai oposisi, Partai Liberal Demokrat, Nick Clegg menyatakan, keterlibatan Inggris dalam perang Irak merupakan kesalahan kebijakan luar negeri terbesar yang pernah dilakukan Inggris dan ia mengecam sikap Brown yang berusaha menutup-tutupi fakta itu.
Pemimpin oposisi dari Partai Konservatif, David Cameron menambahkan, bukti-bukti harus diungkapkan secara terbuka dan jika terbukti ada kesalahan, rakyat harus tahu siapa yang melakukannya dan mengapa mereka melakukan kesalahan itu.
Sementara PM Gordon Brown menjadikan keamanan nasional sebagai alasan mengapa penyelidikan atas keterlibatan Inggris dalam perang Irak harus dirahasiakan. Brown menjanjikan penyelidikan akan selesai dalam jangka waktu satu tahun dan menunjuk Sir John Chilcot, 70, mantan pejabat Inggris yang mewakili pemerintahan di Irlandia Utara untuk memimpin penyelidikan itu. Sejak tahun 2001 sampai sekarang, Chilcot menjabat sebagai kepala federasi kepolisian Inggris dan pernah duduk di tim Butler yang membuat laporan pada intelejen pemerintah tentang Irak dan senjata pemusnah massal. Brown menjanjikan penyelidikan akan selesai dalam jangka waktu satu tahun.
Keterlibatan Inggris dalam invasi AS ke Irak tahun 2003 bukan hanya membuat citra Inggris buruk tapi juga citra Tony Blair yang disebut sebagai "anjing pudel" Bush karena tunduk dengan kemauan Bush. Sejak invasi, militer Inggris kehilangan 179 tentaranya di Irak. Keterlibatan Inggris di Irak juga memicu aksi dua juta massa yang menggelar protes di London Tengah. (ln/aljz)