Pentagon meluncurkan program baru bagi para tawanannya di Irak. Program baru itu berupa pemberian kursus intensif tentang agama Islam sebagai persyaratan bagi para tawanan warga Irak yang akan dibebaskan.
Militer AS akan mempekerjakan sejumlah da’i untuk memberikan kursus itu bagi para tawanan. Pelajaran yang akan diberikan antara lain mengenai "kemuliaan hidup" dan "mencintai kemanusiaan." Menurut Pentagon dalam pernyataannya, pendidikan agama yang moderat akan menciptakan keseimbangan mental dan bisa mencegah para tawanan itu jatuh ke dalam kegiatan ekstrimis setelah dibebaskan dari tahanan.
Pasukan AS secara khusus memisahkan ribuan tawanan yang dianggap "fanatik" ke dalam unit-unit khusus, tidak dicampur dengan para tawanan yang dianggap moderat.
Deputi Pasukan Komando Multinasional yang membidangi urusan tawanan Irak, Mayor Jenderal Douglas Stone mengungkapkan, kurikulum pendidikan yang diberikan terkait dengan agama para tawanan, oleh sebab itu segala sesuatunya harus diletakkan pada konteks agama Islam.
Pasukan AS di Irak juga mengorganisir debat agama antara tawanan yang beraliran Syiah dan yang beraliran Sunni, di bawah pengawasan seorang imam yang dibayar militer AS. Menurut militer AS, debat itu bertujuan untuk meningkatkan dialog yang saling menguntungkan atas dasar apa yang mereka klaim sebagai "prinsip-prinsip Islam yang murni" dan "berdasarkan toleransi bukan kebencian. "
Pasukan AS menyatakan, sejauh ini sudah lebih dari 1. 000 tawanan yang ikut diskusi Sunni-Syiah itu. "Mereka mulai menyadari perbedaan antara perkataan yang dilontarkan para ekstrimis atau apa yang diperintahkan para ekstrimis pada mereka, dengan apa sebenarnya yang ada dalam al-Quran, " ujar Stone.
Ia mengatakan, sejak program baru itu diluncurkan pada bulan Juli 2007, sudah ada 3. 305 tawanan yang dibebaskan. "Dan tidak ada satu pun dari mereka yang kembali terlibat dengan kegiatan ekstrimis, " klaim Stone.
Sejak invasi ke Irak, militer AS menahan sekitar 20. 500-25. 200 orang warga Sunni Irak dan 4. 500 warga Syiah. Menurut Stone, jumlah tawanan dalam lima minggu terakhir ini, rata-rata mengalami penurunan antara 61-40 orang setiap harinya. (ln/al-arby)