AS nampaknya tidak akan mengubah kebijakannya terkait "perang melawan terorisme" yang dikampanyekannya pascaserangan 11 September 2001, meski banyak hasil studi yang mengatakan bahwa AS telah gagal dalam kampanyenya itu. Pentagon, hari ini, secara resmi malah menegaskan bahwa perang melawan ekstrimisme global akan menjadi "perang yang panjang" dan akan menjadi prioritasnya.
Penegasan itu tercantum dalam rancangan strategi pertahanan baru yang dirancang Departemen Pertahanan AS. Dalam strategi baru itu ditekankan, selain melakukan operasi-operasi militer, juga perlu dilakukan inisiatif-inisiatif dengan menggunakan "kekuatan yang lebih lunak" untuk meredam militansi kalangan Islamis. Inisiatif-inisiatif itu bisa dilakukan di sektor ekonomi, politik dan sosial.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan, perubahan itu diharapkan bisa membantu untuk menciptakan dukungan institusional yang permanen guna meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga pertahanan dalam menghadapi ancaman-ancaman di di Irak dan Afghanistan. Strategi itu diharapkan menjadi strategi baru yang lebih modern karena yang akan mendukung strategi konvensional.
Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengakui adanya bahaya yang mengintai AS, terutama bahaya bahwa negara-negara di dunia tidak percaya lagi dengan kemampuan AS dalam perang melawan kelompok-kelompok yang oleh AS dianggap militan.
"Jika saya harus menjelaskan strategi pertahanan nasional yang baru dalam satu kata, maka kata itu adalah ‘keseimbangan’, " tukas Gates.
Strategi baru yang dituangkan Gates dalam dokumen sepanjang 23 halaman, tidak jauh berbeda dengan pendahulunya, mantan menteri pertahanan Donald Rumsfeld. Gates berpandangan adanya hubungan yang paralel antara teologi Islam yang keras dan ideologi-ideologi abad ke-20 seperti fasisme dan komunisme.
"Untuk masa depan yang bisa diduga, memenangkan perang panjang melawan gerakan ekstrimis yang mengedepankan kekerasan akan menjadi tujuan sentral dari AS, " demikian bagian isi dari strategi pertahanan AS untuk tahun 2008.
Intinya, dalam strategi pertahanan AS yang baru, Gates menekankan pentingnya AS melakukan upaya baik militer maupun non militer dalam perangnya melawan terorisme. "Kita harus menampilkan sebuah persenjataan perang yang tidak biasa, yang sebanding dengan persenjataan tempur konvensional yang kita miliki, " masih menurut isi dokumen tersebut.
AS juga menetapkan strategi yang akan digunakannya untuk menghadapi China dan Rusia, dua kekuatan dianggap menjadi ancaman bagi AS. Dengan China, AS menyatakan akan melanjutkan dialog-dialog strategis untuk mengurangi resiko salah perhitungan atas ancaman kekuatan militer China yang terus meningkat. Sedangkan dengan Rusia, AS akan menggalang kolaborasi di wilayah bekas Uni Sovyet serta menjalin kerjasama yang saling menguntungkan untuk mendorong Moskow agar mau menjadi partner yang konstruktif bagi AS. (ln/reuters)