Penggunaan Mata Uang Dinar dan Dirham Picu Perdebatan di Malaysia

Warga Malaysia yang berada di negara bagian Kelantan, kini sedang hangat memperdebatkan usulan dari Pan-Malaysia Islamic Party (PAS) agar wilayah di bagian utara Malaysia itu memberlakukan mata uang sendiri berupa dinar dan dirham.

Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi yang sedang berada di Mesir menghadiri acara Wolrd Economic Forum bahkan mengkritik usulan tersebut. Badawi, seperti dikutip kantor berita Malaysia Bernama menyatakan, negara bagian tidak diperbolehkan mengeluarkan mata uang sendiri.

Wacana tersebut dilontarkan pertama kali oleh Husam Musa, pejabat senior PAS pada Minggu (21/5). Ia mengatakan, pemerintah negara bagian Kelantan akan memperkenalkan mata uang emas dan perak dalam tiga bulan ini.

"Pegawai pemerintahan Kelantan boleh memilih apakah mau dibayar dengan dinnar atau ringgit," kata Musa yang juga menjabat Ketua Komite Pembangunan Administrasi Publik, Perencaanaan Ekonomi, Keuangan dan Masyarakat wilayah Kelantan.

Mata uang dinar setara dengan 4,25 gram emas sementara dirham setara dengan 3,0 gram perak murni.

Dalam keterangannya pada Senin (22/5), PAS menyatakan bahwa Husam Musa akan bertemu dengan Badawi untuk menjelaskan secara detil rencana penggunaan mata uang dinar dan dirham di Kelantan.

"Kami akan menjelaskan usulan kami dan Insya Allah kami tidak akan melanggar aturan," kata Husam.

Mengomentari rencana PAS ini, kepala pemerintahan negara bagian Kelantan Nik Abdul Aziz Nik Mat mengatakan bahwa rencana itu baru sebuah ide. "Kami tidak keberatan untuk mendiskusikan usulan ini," katanya pada para wartawan usai membuka acara diskusi dalam sebuah seminar ekonomi, keuangan dan bank Islam pada Senin kemarin.

Menurut Nik Abdul Aziz, usulan semacam ini bukan hal yang baru karena sudah pernah dibicarakan oleh mantan perdana menteri Mahathir Muhammad ketika masih berkuasa. (ln/iol)