Mursyid Am Jama’ah al-Ikhwan al-Muslimun, Muhammad Mahdi Akif menyatakan bahwa diriya akan lengser dalam waktu dekat ini. Pucuk pimpinan tertinggi IM itu juga menegaskan, jika bakal calon pengganti dirinya bisa jadi bukan berasal dari Mesir.
Akif menerangkan, yang jelas, pemimpin yang kelak bakal menggantikan dirinya itu terlebih dahulu dipilih oleh rapat khusus dewan Majlis Syuro IM dari seluruh dunia, sekaligus diputuskan oleh dewan tertinggi IM itu.
"Pengganti saya bisa jadi bukan berasal dari Mesir. Yang jelas, ia nanti akan dipilih dan diputuskan oleh rapat akbar Dewan Syuro IM," terang Akif kepada harian berbahasa Arab al-Quds al-Arabi (7/4).
Dewan Syuro itu sendiri beranggotakan 130 orang, yang terdiri dari 90 anggota dari Mesir, dan 40 anggota dari luar Mesir. Merekalah yang nantinya akan memilih Mursyid Am IM dengan jalan musyawarah.
Terkait kemungkinan calon penggantinya bukan berasal dari Mesir, Akif menyatakan jika "Majlis Syuro IM Internasional senantiasa mengajukan tokoh dari Mesir untuk menduduki amanah Mursyid Am. Barangkali ini karena kehormatan mereka dan kecintaan mereka terhadap Mesir."
Akif (80), yang akan mengakhiri amanahnya sebagai Mursyid Am akhir tahun ini, menegaskan bahwa dirinya tidak ingin kembali mencalonkan dan dijadikan sebagai Mursyid Am untuk periode kepemimpinan baru, karena menimbang faktor usia dan ketentuan organisasi.
Terkait teknis pemilihan calon penggantinya itu, Akif tidak memberikan penjelasan lebih jauh. Ini adalah "rahasia perusahaan" IM. "Kami akan menggelar pemilihan tersebut dengan cara kami, dan kemungkinan yang paling terjangkau oleh kami," ungkapnya sambil tersenyum.
Dari beberapa kabar yang menyebar, calon kuat yang digadang-gadang menggantikan Akif adalah Dr. Abdul Mun’im Abu al-Futuh dan Dr. Isham Uryan. Keduanya dipandang sebagai dua tokoh besar yang mampu mewarisi kapabilitas dan kharisma seorang Mursyid Am, sebagaimana Akif.
Selain keduanya, sempat juga muncul nama-nama pentolan pemimpin IM lainnya yang akan menggantikan Akif, semisal Dr. Muhammad Habib, Dr. Muhammad Mursi, dan juga Dr. Ali Abdul Fattah.
Terkait siapa saja yang nanti akan menggantikan Akif, Asyraf Badruddin, pemimpin anggota parlemen IM di Mesir menyatakan sosok tersebut haruslah mampu memegang dan menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.
"Karena itu adalah amanah dan tanggung jawab yang berat, sangat berat," ungkap Badruddin.
Terkait pengganti Mursyid Am dari unsur non-Mesir sebagaimana dikatakan Akif, Kamal al-Balhawi, pemimpin IM terkemuka yang tinggal di London menyatakan jika Musyid Am boleh berasal dari negara mana pun. Hal ini, karena IM sendiri menganut keyakinan universalisme (syumuliyyah) Islam, yang tidak mengistimewakan bangsa tertentu.
"Bahkan bisa jadi dari Malaysia," ungkap al-Balhawi.
Apakah juga kemungkinan pengganti Muhammad Mahdi Akif sebagai Mursyid Am berikutnya akan berasal dari Indonesia? Wallahu a’lam. Yang jelas, Indonesia belum disebut-sebut di perbincangan seputar isu tersebut. (L2/qda)