Penyusupan dari pihak yang tidak senang terhadap perjuangan Ikhwanul Muslimin pengaruhi lebih dari 500 pemuda untuk memutuskan melepaskan diri dari induk Ikhwan yang dipimpin petinggi seniornya.
500 anggota muda telah membentuk sebuah gerakan yang mereka sebut “Ikhwan Tanpa Kekerasan,” dengan alasan yang mereka hembuskan bahwa mereka berusaha untuk mengarahkan kelompok itu kembali kepada arahan pendirinya, Hassan al-Banna.
Para persaudaraan muda juga berusaha untuk menarik dukungan dari pemimpin kelompok itu, Mursyid Am , Mohammad Badei dan wakilnya Khairat el-Shater.
Ahmad Yehia, koordinator gerakan itu, mengatakan kepada Al Arabiya pada hari Kamis bahwa mereka “sangat berduka” terhadap situasi Ikhwanul Muslimin hari ini.
“Kepemimpinan Ikhwan yang menyeret ke jurang [setelah] sejarah panjang perjuangan selama lebih dari 80 tahun,” kata Yehia. Ia mengacu pada peran dakwah yang didirikan pada tahun 1928.
“Para pemimpin saat ini melanggar prinsip-prinsip Ikhwan dan ajaran Imam Hassan al-Banna,” kata Yehia.
Para Ikhwan muda ini menggunakan teknik yang sama dengan yang digunakan oleh demonstrasi Tamarod yang menyerukan penggulingan Mursi, gerakan itu mengatakan hal ini bertujuan untuk mengumpulkan tanda tangan dari para anggota untuk merestrukturisasi organisasi Ikhwan.
“Ikhwan sekarang sedang sekarat,” kata Yehia. “Kami tidak akan menerima hal ini.”
“Gerakan itu akan memanggil para demonstran di Masjid Rabaa Adawiya , tempat di mana pendukung pro-Mursi berkumpul sejak kejatuhannya , untuk menandatangani petisi dan hasilnya sudah puluhan dari mereka mulai meninggalkan demonstrasi tersebut ,” kata Yehia.
“Kami akan melanjutkan upaya kami untuk mengembalikan Ikhwan dengan prinsip-prinsip moderat, seimbang dan memaafkan ,” tambahnya.
Yehia mengatakan tidak semua orang yang berpartisipasi dalam demonstrasi adalah Ikhwan. Beberapa dari mereka adalah kelompok Jihadis, jelasnya, yang merasa tidak aman setelah penggulingan presiden yang berasal dari kalangan Islam.
Logo dari “Ikwan Tanpa Kekerasan” cenderung mencerminkan pandangan baru kelompok itu. Meskipun masih menyerupai simbol Ikhwanul Muslimin , dengan latar belakang hijau dan Al Qur’an di tengah, pedang dalam logo lama diganti dengan cabang zaitun dan burung merpati terbang dengan bendera Mesir nasional sebagai sayap. Dan mengubah kalimat “siap” dengan “takutlah akan Allah.” (Arby/Dz)