Pengakuan Tentaranya Membuat Militer Israel Panik

Pengakuan sejumlah tentara Israel tentang bagaimana perilaku kejam mereka terhadap warga sipil Palestina saat operasi "Cast Lead" ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin, cukup membuat pejabat militer Israel panik.

Advokat militer Brigadir Jenderal Avichai Mendelblit memerintahkan agar unit investigasi Polisi Militer melakukan penyelidikan menyusul pengakuan para tentara Zionis yang ikut serta dalam agresi brutal Israel ke Jalur Gaza. Apalagi para tentara itu mengungkapkan bahwa mereka berani membantai warga sipil dan merusak bangunan-bangunan sipil karena mendapatkan perlindungan penuh dari para eselon militer Israel.

Danny Zamir, kepala unit khusus militer Israel pada surat kabar Haaretz mengaku syok dengan pengakuan para mantan prajurit perang di Gaza. Ia khawatir pengakuan itu akan menimbulkan dampak serius pada etika di kalangan prajurit Israel.

"Ada pengakuan yang sangat serius bahwa tentara-tentara itu dibenarkan menembak warga sipil, merusak bangunan-bangunan sipil yang menimbulkan atmosfir bahwa mereka merasa diberi wewenang untuk melakukan tindakan yang kelewat batas terhadap warga Palestina," ujar Zamir dalam siaran radio Israel.

Pengakuan para tentara Israel tentang perilaku brutal mereka dalam agresi ke Jalur Gaza kemarin tentu saja membuat panik militer Israel karena Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak selalu membanggakan milter Israel sebagai militer yang "paling bermoral" di dunia.

"Kami punya militer yang paling bermoral di dunia. Mereka siap melaksakan perintah dari pemerintah. Saya meyakinkan bahwa setiap insiden yang dilakukan oleh setiap personel akan diselidiki," kata Barak seperti dikutip Radio Israel.

Dengan adanya pengakuan dari para tentara Israel yang terlibat dalam operasi "Cast Lead", lembaga-lembaga hukum internasional seperti mahkamah internasional dan Dewan Keamanan PBB seharusnya cukup memiliki bukti untuk menyeret para pejabat Israel dan menjatuhkan sanksi tegas pada Israel karena telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan terhadap rakyat Palestina.

Sejumlah lembaga hak asasi manusia di Israel sendiri mendesak agar segera dilakukan penyelidikan atas agresi brutal Israel ke Gaza. Lembaga HAM Yesh Din dalam pernyataannya mengungkapkan, enam minggu setelah berakhirnya operasi militer Israel ke Gaza, sudah banyak pengakuan yang menguatkan dugaan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan, pejabat militer dan pejabat pemerintahan Israel.

"Tapi sampai saat ini, belum ada satu pun penyelidikan yang dilakukan," demikian pernyataan Yesh Din.

Lembaga itu juga menyatakan, jika memang ada perintah seperti pengakuan para tentara Israel. Maka pelaku dan pemberi perintah sama-sama telah melakukan kejahatan. "Jika Israel tidak melakukan proses hukum sendiri, maka negara lain yang harus melakukannya," tegas Yesh Din. (ln/prtv)