Mantan Menteri Pariwisata Mesir Dr. Mamduh Al-Baltaji untuk pertama kali bicara blak-blakan kepada media. Ia mengaku, ketika menjabat sebagai menteri, dirinya secara tegas menolak permintaan sejumlah investor Qatar untuk membeli tanah di Sinai, Mesir, setelah dirinya tahu bahwa tanah itu untuk kepentingan orang-orang Israel.
Jawaban Al-Naltaji itu juga seolah menegaskan misteri dua kata yang tertera dalam memo perdana menteri Mesir ketika itu, Athif Abid, yang isinya penjelasan sikap penolakan Al-Baltaji terkait penjualan tanah di Sinai kepada sejumlah investor Arab. Dua kata yang tertera dalam memo itu adalah "saya menolak dan disimpan."
Lebih lanjut Al-Baltaji juga memberikan penjelasan bahwa, setelah surat penolakan dirinya itu, para investor Qatar tak lagi ngotot untuk membeli tanah di Sinai. Selain itu, imbuhnya, setelah itu Husni Mubarak mengeluarkan keputusan larangan pembelian tanah di Sinai bagi warga non-Mesir.
"Sebenarnya, gagasan (Husni Mubarak) ini adalah gagasan nasionalisme yang terpuji, karena ia seorang tokoh yang pernah memimpin pertempuran-pertempuran nasional besar. Lalu, ia tahu betul nilai dan urgensi Sinai dari segi kestrategisannya bagi Mesir, " jelas Al-Baltaji.
Saat ditanya bagaimana mengetahui bahwa para investor Qatar bekerja untuk Israel, Al-Baltaji yang juga pernah menjabat Menpora Mesir itu menjelaskan, "Saya temukan itu dengan intuisi politik dan informasi-informasi. Orang-orang Mesir yang berada di sektor (pariwisata). Mereka menyampaikan kepada saya bahwa tanah itu pada akhirnya bukan untuk orang-orang Qatar itu, tapi untuk orang-orang Israel. Bagaimana saya diam terhadap ini? Bagaimana saya diam terhadap orang-orang Israel yang sangat bernafsu membeli tanah Mesir, yang setelah itu mereka tak mungkin diusir dari sana. Oleh sebab itu, saya ambil keputusan atas tanggung jawab saya dan Allah. "
Al-Baltaji sendiri mengaku tidak tahu apakah Perdana Menteri Mesir saat itu juga punya informasi yang sama dengan dirinya. "Saya tidak tahu jika (informasi) itu telah sampai kepadanya atau tidak. Terkait saya, semua yang saya lakukan adalah dengan memberikan tanda di memonya untuk ‘disimpan’, selesai urusan, " tandasnya.(ilyas/alrb)