“Setiap orang menggunakan metode yang berbeda. Beberapa bahkan menggunakan palang perusak, atau rantai besi dengan kunci,” ungkap Jiang. “Polisi akan menginjak wajah tersangka dan menyuruhnya untuk mengaku,” sambungnya.
Taktik penyiksaan lainnya termasuk memerintahkan tahanan untuk memperkosa tahanan laki-laki.
Jiang mengatakan dia sekarang percaya bahwa “tidak ada” dari ratusan tahanan yang dia bantu tangkap melakukan kejahatan, meskipun mereka dituduh melakukan pelanggaran teror.
“Mereka adalah orang-orang biasa,” ujarnya.
China telah membantah klaim pelecehan selama bertahun-tahun.
Amnesty International pada bulan Juni merilis laporan setebal 160 halaman yang menggambarkan penyiksaan serupa yang dialami oleh lebih dari 50 mantan narapidana di sistem kamp. [SINDO]