Dokter Muhammad Haneef untuk sementara bisa bernapas lega, karena pengadilan Australia mematahkan alasan pemerintah Negeri Kanguru yang mencabut visa kerja Haneef.
Pengadilan Federal Brisbane menyatakan bahw pemerintah menggunakan pengujian yang salah sebagai dasar untuk membatalkan visa Haneef.
Pemerintah Australia mencabut visa keja Haneef setelah ia ditangkap pada tanggal 2 Juli kemarin karena dicurigai terlibat dalam rencana serangan bom di Inggris dan terkait dengan peristiwa ledakan di bandara Skotlandia.
Namun setelah menjalani pemeriksaan dan ditahan selama satu bulan, kecurigaan itu tidak terbukti. Haneef hanya dinilai ceroboh, karena diketahui memberikan simcard handphonenya pada sepupunya di Inggris, yang menjadi tersangka rencana serangan bom. Atas kecerobohan Haneef itu, pemerintah Australia mencabut visa kerja Haneef sebagai dokter di sebuah rumah sakit di kawasan Gold Cost, dengan alasan masalah "karakter. "
Meski pengadilan sudah menyatakan bahwa alasan pemerintah Australia mencabut visa Haneef tidak kuat, Menteri Imigrasi Australia Kevin Andrews menolak untuk memulihkannya kembali. Hakim memberi waktu 21 hari bagi Andrew untuk memutuskan langkah apa yang akan diambilnya. Sementara Andrew mengisyaratkan untuk banding atas kesimpulan pengadilan.
Andrew menegaskan bahwa ia punya cukup bukti bahwa Haneef "terkait" dengan aktivitas sepupunya Sabeel dan Kafeel Ahmad, yang kini menjadi tersangka di Inggris. Ia juga mengklaim punya arsip-arsip kepolisian yang sifatnya rahasia, yang menjadi dasar keputusannya mencabut visa Haneef.
"Saya harus mempertahankan alasan saya, meski tangan saya harus saya sembunyikan ke belakang, karena informasi-informasi yang sifatnya rahasia, " tukas Andrew.
Kuasa hukum Haneef, Peter Russo menyarankan kliennya itu untuk tidak banding, karena kesimpulan hakim sudah cukup untuk memulihkan hidup dan karir Haneef di Australia. Ia juga berharap menteri imigrasi mau menerima putusan pengadilan dengan besar hati dan memberikan jalan bagi Haneef-yang kini berada di Bangalore, India-untuk kembali ke Australia, menjadi dokter dan menyelesaikan studinya untuk menjadi dokter spesialis. (ln/aljz)