Pendeta Kristen di Penjara Kanada Akan Bina Tahanan Non Kristen, Termasuk Islam

Pendeta Kristen di Penjara Kanada Akan Bina Tahanan Non Kristen, Termasuk Islam

Narapidana non kristen di penjara Kanada tidak akan lagi mendapatkan nasihat dan bimbingan agama menyusul keputusan pemerintah Ottawa untuk membatalkan kontrak pembina kerohanian untuk agama lain di penjara federal dalam upaya untuk memangkas biaya.

“Menteri sangat mendukung kebebasan beragama bagi semua warga Kanada, termasuk tahanan,” kata kantor Menteri Keamanan Publik Vic Toews dalam emailnya kepada CBC News pada hari Kamis, 4 Oktober lalu.

“Namun, pemerintah … tidak dalam bisnis memilih dan memilih mana agama yang akan diberi status istimewa melalui pendanaan pemerintah.”

Toews sendiri menjadi berita utama pada bulan September lalu ketika ia memerintahkan pembatalan tender yang dikeluarkan untuk seorang imam Wiccan untuk penjara federal.

Toews mengatakan ia tidak yakin pembina rohani paruh waktu dari agama-agama lain merupakan sarana yang tepat untuk didanai dari uang pembayar pajak dan ia akan meninjau kebijakan itu.

Sebagai hasil dari kajian tersebut, Menteri mengeluarkan keputusan baru untuk membatalkan pembina rohani paruh waktu bagi narapina non-Kristen.

Dan sebagai gantinya, pembina kristen paruh waktu yang masih ada di penjara sekarang akan menyediakan layanan konseling kepada semua narapidana dari semua agama.

“Menteri telah menyimpulkan pendeta kristen yang dipekerjakan oleh pemerintah Kanada harus memberikan pelayanan kepada narapidana dari semua agama,” kata e-mail Toews.

Ada hampir 15.000 narapidana dalam tahanan federal dan sebagian besar dari mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Kristen, baik Katolik maupun Protestan.

Angka yang diperoleh CBC News menunjukkan bahwa sebelum pembatalan kontrak – yang akan berlaku pada akhir Maret 2013 – ada sekitar 80 pembina agama full-time di seluruh negeri dan semuanya adalah orang Kristen.

Ada sekitar 100 pembina agama paruh, 20 dari mereka non-Kristen.

Total biaya program pembina agama di penjara adalah sekitar $ 6.400.000 per tahun dan tidak jelas berapa jumlah yang akan dipangkas akibat pembatalan itu.

Keputusan ini telah menimbulkan keprihatinan di kalangan pembina agama non-Kristen, termasuk Sikh, ulama Muslim dan Yahudi.

“Saya percaya ini adalah diskriminasi,” kata pendeta Sikh Harkirat Singh.

“Bagaimana bisa seorang pendeta Kristen memberikan spiritualitas kepada ag Smaikh, karena mereka tidak memiliki keahlian itu.”

Imam Muslim Aasim Rashid mengatakan ia meragukan bahwa orang Kristen bisa melayani umat Islam yang ada di penjara.

“Ini sangat tidak praktis dan terus terang saya tidak pernah berpikir itu mungkin bisa dikerjakan,” kata Rashid.

Keputusan untuk membatalkan pembina agama non-Kristen juga dikritik oleh Rabbi Dina-Hasida Mercy yang memberikan konseling bagi tahanan Yahudi.

“Reaksi pertama saya adalah, ‘Apa yang saya kepada tahanan yahudi terkait masalah ini,” kata Mercy.(fq/oi)