Eramuslim.com – Pendeta Armenia Razmik Kastoryani menjadi berita utama media setelah dikabarkan telah masuk Islam. Masuknya Razmin Kastoryani yang tidak diduga terduga ini telah membangkitkan minat dan keingintahuan banyak media di seluruh dunia.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Kastoryani membuka rahasia tentang alasannya pindah agama. Menurutnya, saat itu Ia mengaku sedang meneliti dan mempelajari berbagai agama dunia dan tertarik pada sosok Nabi Muhammad ﷺ.
Namun di tengah kajiannya meneliti tentang Islam, ia dikejutkan dengan kejadian aneh, dimana salib yang sedang dikenakannya seolah mencekik lehernya.
“Sepertinya dia mencekikku,” katanya dikutip lesturcs.com, seolah merasakan ini sebagai tanda ilahi untuk berpindah kepada Islam.
Kastoryani juga menjelaskan setelah mempelajari agama tauhid ini, ia menyadari bahwa Islam lebih sejalan dengan visi spiritualnya. “Islam memberi saya kebebasan untuk percaya pada satu Tuhan tanpa perantara seorang imam atau ikon,” katanya.
“Saya percaya bahwa agama adalah masalah pribadi, dan saya senang telah menemukan jalan saya dalam Islam,” tambah dia.
Perpindahan Kastoryani dari agama lama kepada Isla menarik reaksi beragam masyarakat. Beberapa orang memuji keputusannya sebagai perwujudan kebebasan beragama.
Ssementara yang lain mengkritiknya karena meninggalkan iman Kristen-nya. Namun, Kastoryyani mengatakan dia menghormati pendapat semua orang dan berharap keputusannya dapat mendorong dialog antaragama yang konstruktif.
Keputusan Kastoryani untuk masuk Islam merupakan contoh keragaman agama yang ada di dunia. Meskipun beberapa orang mungkin mengkritik keputusannya, penting untuk diingat bahwa setiap orang bebas memilih jalan spiritualnya sendiri.
Setelah memilih Islam, Kastoryani kemudian memilih memilih nama baru “Ramadhan” dan langsung beribadah di Tanah Suci Makkah untuk berdoa dan bertaubat di depan Ka’bah.
Menurut Kastoryani, toleransi dan saling menghormati adalah elemen kunci dalam menjaga lingkungan hidup berdampingan secara damai antara umat beragama yang berbeda.
(Hidayatullah)