Ibrahim Kalin, Penasehat tertinggi Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, selasa kemarin (11/6) mengatakan “perlu dibedakan antara demonstran damai dan teroris, dimana mereka yang bertanggung jawab atas penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika di bulan Februari.
Kalin mengatakan dalam sebuah pernyataan eksklusif kepada CNN,” diperbolehkan kepada demonstran untuk berkumpul secara damai di taman Gyzi, tetapi beberapa orang telah menyerang polisi dengan bom molotov, batu, tongkat dll, dan tentu saja hal tersebut bukanlah lagi demonstrasi damai, dan disini kita harus membedakan antara dua kelompok,” ia mencatat bahwa diantara pengunjuk rasa ini ada yang menaikkan bendera partai sayap kiri yang dimana mereka bertanggung jawab atas serangan terhadap kedutaan besar AS.
Ketika ditanya soal teroris ini, kalin mengatakan,”apa yang terjadi di Turki sekarang mirip dengan apa yang terjadi di London ibukota Inggris, dimana beberapa orang mencoba menerobos gedung ‘G8’ kemudian polisi Inggris menangani mereka serta menjauhkan mereka dari sisa demonstran damai yang lain, Seperti juga dengan peristiwa lain yangg serupa yang telah terjadi di wall street Amerika, Yunani, Spanyol dan Swedia baru-baru ini.”
Tentang pembicaraan yang dilakukan antara Erdogan dan pemimpin Demonstran, Kalin menanggapi,”saya tidak bisa memprediksi apa yang akan dibahas saat pertemuan antara Perdana Menteri dan pemimpin dari beberapa kelompok unjuk rasa, namun yang saya tahu menurut pernyataanya dua hari yang lalu bahwa ia siap untuk berbicara dan mendengarkan tuntutan demonstran damai selama hal tersebut demokratis, hal itu menunjukkan bahwa tuntutan pelengseran pemerintahan adalah suatu hal yang tidak mungkin karena pemerintahan tersebut adalah legal melalui pemilihan yang sah.
Dan tentang kaitan dengan UU pembatasan minuan keras yag disahkan baru-baru ini, Kalin mengatakan, “pembatasan ini sama seperti yang telah dilakukan oleh negara manapun di dunia dan sesuai dengan standar Internasonal, seperti yang terjadi di Jerman, Inggris ahkan Amerika Serikat, dan hal ini juga sesuai dengan apa yang telah di sepakati oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang berhubungan dengan jual beli serta penggunaan alkohol.” (hr/CNN)